Harga minyak WTI mendekati USD100/barel
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati USD100 per barel akibat penurunan pengangguran di Amerika Serikat (AS) yang didukung dengan prospek permintaan bahan bakar di negaraini sebagai konsumen minyak terbesar di dunia.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (10/2/2014), futures sedikit berubah setelah naik 2,1 persen pada 7 Februari, tertinggi dalam dua bulan. Tingkat pengangguran turun ke level terendah sejak Oktober 2008, sedangkan gaji naik sebesar 113.000 di Januari.
Hal tersebut di bawah perkiraan median ekonom dalam survei Bloomberg News. Produksi minyak mentah Libya meningkat setelah berakhirnya protes yang menutup pipa, menurut National Oil Corp.
"Tingkat pengangguran jatuh secara umum menunjukkan pasar tenaga kerja terus di jalur perbaikan," kata Ric Spooner, Kepala analis di CMC Markets di Sydney yang memprediksi investor dapat menjual kontrak WTI jika harga mencapai USD100,75 per barel.
"Semakin lemah angka pekerjaan mungkin akan dipandang sebagai blip berhubungan dengan cuaca dingin," ujarnya.
WTI untuk pengiriman Maret berada pada harga USD99,87 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, turun 1 sen pada 11:17 waktu Singapura. Kontrak tersebut naik USD2,04 ke USD99,88 pada 7 Februari, penutupan tertinggi sejak 27 Desember.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan adalah lebih dari dua kali lipat rata-rata 100 hari. Harga naik 1,5 persen pada tahun ini.
Sementara, Brent untuk pengiriman Maret turun 29 sen menjadi USD109,28 per barel di London berbasis ICE Futures Europe. Minyak mentah patokan Eropa dengan premi sebesar USD9,41 untuk WTI. Penyebaran melebar untuk hari ketiga pada 7 Februari ditutup pada harga USD9,69.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (10/2/2014), futures sedikit berubah setelah naik 2,1 persen pada 7 Februari, tertinggi dalam dua bulan. Tingkat pengangguran turun ke level terendah sejak Oktober 2008, sedangkan gaji naik sebesar 113.000 di Januari.
Hal tersebut di bawah perkiraan median ekonom dalam survei Bloomberg News. Produksi minyak mentah Libya meningkat setelah berakhirnya protes yang menutup pipa, menurut National Oil Corp.
"Tingkat pengangguran jatuh secara umum menunjukkan pasar tenaga kerja terus di jalur perbaikan," kata Ric Spooner, Kepala analis di CMC Markets di Sydney yang memprediksi investor dapat menjual kontrak WTI jika harga mencapai USD100,75 per barel.
"Semakin lemah angka pekerjaan mungkin akan dipandang sebagai blip berhubungan dengan cuaca dingin," ujarnya.
WTI untuk pengiriman Maret berada pada harga USD99,87 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, turun 1 sen pada 11:17 waktu Singapura. Kontrak tersebut naik USD2,04 ke USD99,88 pada 7 Februari, penutupan tertinggi sejak 27 Desember.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan adalah lebih dari dua kali lipat rata-rata 100 hari. Harga naik 1,5 persen pada tahun ini.
Sementara, Brent untuk pengiriman Maret turun 29 sen menjadi USD109,28 per barel di London berbasis ICE Futures Europe. Minyak mentah patokan Eropa dengan premi sebesar USD9,41 untuk WTI. Penyebaran melebar untuk hari ketiga pada 7 Februari ditutup pada harga USD9,69.
(izz)