Distribusi BBM ke Jateng terhambat jalan rusak

Selasa, 11 Februari 2014 - 17:32 WIB
Distribusi BBM ke Jateng terhambat jalan rusak
Distribusi BBM ke Jateng terhambat jalan rusak
A A A
Sindonews.com - Kondisi jalan rusak sepanjang Pantura Jawa Tengah (Jateng) akibat banjir, berdampak pada keterlambatan pengiriman Bahan Bakar Minyak (BBM) dari tempat pengisian bahan bakar minyak (TPBBM) ke SPBU yang ada di sepanjang Pantura.

Dipastikan, selama jalan masih rusak pengiriman ke SPBU sepanjang pantura terlambat dari biasanya. Dengan keterlambatan tersebut, sejumlah SPBU baik yang ada di pantura maupun di sekitarnya, harus menunggu lebih lama ketika kehabisan stok.

Assiaten Manager External Relation PT Pertamina Region IV Jateng-DIY, Roberth MV Dumatubun mengatakan, ketiadaan BBM di sejumlah SPBU bukan karena stok mengalami kekurangan, melainkan hanya terlambat pengiriman semata.

Dia menjelaskan, tidak mungkin truk tangki SPBU, akan menembus jalan rusak dalam waktu cepat. Butuh waktu lebih lama, karena memang membutuhkan kehati-hatian.

"Mobil tangki BBM kan ada standar kecepatannya untuk posisi kosong kecepatan maksimal hanya boleh 60 km/jam sementara untuk isi kecepatan maksimal hanya 40 km/jam. Dengan kondisi jalan rusak jelas kecepatan tidak bisa sesuai dengan standar karena pasti lebih lama," katanya, Selasa (11/2/2014).

Untuk mengurangi keterlambatan pengiriman, kata dia, Pertamina Region IV berkoordinasi dengan PT Pertamina Region III dan Region V untuk menyuplai wilayah-wilayah pinggiran. "Kita juga menambah mobil tangki dengan menggunakan mobil tangki industri, namun penambahan ini sifatnya tidak terus menerus," ujarnya.

Sementara, untuk saat ini tingkat konsumsi BBM jenis premium di Kota Semarang dalam beberapa hari terakhir mengalami kenaikan hingga 5 persen dari konsumsi harian. Meningkatknya jumlah konsumsi ini diakibatkan tingginya permintaan masyarkat yang termakan adanya isu BBM langka.

Akibat tingginya permintaan masyarkat ini yang kemudian mengakibatkan sejumlah SPBU di Kota Semarang mengalami kekurangan stok. Dalam kondisi normal, konsumsi premium di Kota Semarang mencapai 960 KL per hari. Namun, saat ini konsumsi sudah mencapai lebih dari 1.000 KL per hari.

Karena itu, pihaknya mengimbau masyarkat untuk tidak panik ketika ada SPBU yang kosong. Karena akibat kepanikan tersebut akan mengakibatkan kebutuhan BBM akan meningkat.

Contohnya, untuk SPBU Jalan Ahmad Yani Semarang yang kebutuhan hariannya hanya 44 Kilo liter, akibat warga panic kebutuhan hariannya bisa mencapai dua kali lipatnya.

"Kalau stok kita aman, tidak ada masalah yang penting warga tidak perlu panik. Hanya saja untuk pantura kita terkendala jalan rusak," pungkas Roberth.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6344 seconds (0.1#10.140)