BI Rate tetap, sektor ini perlu dicermati
A
A
A
Sindonews.com - Kendati dipandang masih cukup kondusif, namun Bank Indonesia (BI) tetap mewaspadai sejumlah titik yang rentan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi nasional.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, salah satu yang penting untuk dicermati terkait hal tersebut adalah kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang diterapkan per tiga bulan oleh pemerintah.
Seperti diketahui, pemerintah memastikan akan melakukan pencabutan subsidi listrik bagi golongan industri I3 dan I4 melalui penyesuaian Tarif Dasar Listrik (TDL) secara bertahap mulai 1 Mei 2014.
Penyesuaian TDL sebesar 8,6 persen setiap kuartalan bagi golongan I3 go public dan penyesuaian TDL sebesar 13,3 persen setiap kuartalan untuk golongan I4.
Sektor lain yang tak kalah penting untuk dicermati, dia mengatakan, adalah sektor pangan. Sektor ini dianggap sektor yang cukup krusial dan mempengaruhi hajat hidup orang banyak.
"BI akan mewaspadai kenaikan TDL dan juga harga pangan, sehingga diharapkan memitigasi risiko pencapaian inflasi sesuai target," kata Agus di Gedung BI, Kamis (12/2/2014).
Langkah ini diklaim BI sebagai salah satu upaya dalam bauran kebijakan moneter dan makro prudensial.
"Langkah ini, sejalan dengan upaya memastikan bahwa tekanan inflasi tetap terkendali, stabilitas nilai tukar rupiah terjaga kondisi fundamentalnya serta defisit transaksi berjalan menurun ke tingkat sustainable," pungkas dia.
Sementara itu, Bank Sentral berdasarkan rapat Dewan Gubernur (RDG) kembali mempertahankan BI Rate di level 7,5 persen sejak November 2013.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, salah satu yang penting untuk dicermati terkait hal tersebut adalah kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang diterapkan per tiga bulan oleh pemerintah.
Seperti diketahui, pemerintah memastikan akan melakukan pencabutan subsidi listrik bagi golongan industri I3 dan I4 melalui penyesuaian Tarif Dasar Listrik (TDL) secara bertahap mulai 1 Mei 2014.
Penyesuaian TDL sebesar 8,6 persen setiap kuartalan bagi golongan I3 go public dan penyesuaian TDL sebesar 13,3 persen setiap kuartalan untuk golongan I4.
Sektor lain yang tak kalah penting untuk dicermati, dia mengatakan, adalah sektor pangan. Sektor ini dianggap sektor yang cukup krusial dan mempengaruhi hajat hidup orang banyak.
"BI akan mewaspadai kenaikan TDL dan juga harga pangan, sehingga diharapkan memitigasi risiko pencapaian inflasi sesuai target," kata Agus di Gedung BI, Kamis (12/2/2014).
Langkah ini diklaim BI sebagai salah satu upaya dalam bauran kebijakan moneter dan makro prudensial.
"Langkah ini, sejalan dengan upaya memastikan bahwa tekanan inflasi tetap terkendali, stabilitas nilai tukar rupiah terjaga kondisi fundamentalnya serta defisit transaksi berjalan menurun ke tingkat sustainable," pungkas dia.
Sementara itu, Bank Sentral berdasarkan rapat Dewan Gubernur (RDG) kembali mempertahankan BI Rate di level 7,5 persen sejak November 2013.
(rna)