Modal asing ancam industri mebel Jepara

Jum'at, 14 Februari 2014 - 11:55 WIB
Modal asing ancam industri mebel Jepara
Modal asing ancam industri mebel Jepara
A A A
Sindonews.com - Keberadaan perusahaan mebel di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) yang berbasis penanaman modal asing (PMA) mengancam eksistensi para pelaku industri mebel lokal.

Karena itu, perlu adanya regulasi khusus yang lebih tegas agar aktivitas usaha pelaku industri mebel lokal tetap bergeliat meski jumlah PMA kian banyak di Kota Ukir ini.

Salah seorang pelaku industri mebel, Ahmad Rifai mengatakan, ancaman PMA terhadap eksistensi mebel lokal bukan isapan jempol belaka. Sebab saat ini, jumlah PMA kian menjamur. Parahnya lagi, industri mebel bermodal asing tersebut juga melakukan aktivitas mulai dari hulu hingga hilir atau sama dengan aktivitas yang dilakukan para pelaku industri mebel lokal Jepara.

Padahal, PMA tersebut unggul di sejumlah lini, mulai urusan modal, jaringan hingga pemasaran yang cakupan pasarnya tidak hanya sekedar nasional, namun juga internasional.

"Jika kondisi ini dibiarkan maka pelan tapi pasti industri mebel lokal akan terpinggirkan. Ini jadi ancaman serius bagi eksistensi kita," katanya, Jumat (14/2/2014).

Rifai menilai, Ranperda Industri Mebel yang digagas DPRD Jepara belum mengakomodir secara utuh perlindungan terhadap eksistensi industri mebel lokal. Idealnya, ada pembatasan cakupan aktivitas PMA agar mebel lokal yang berbasis penanaman modal dalam negeri (PMDN) tetap eksis.

Salah satu upayanya yakni PMA tidak boleh melakukan aktivitas mulai dari hulu hingga hilir. PMA tersebut misalnya bisa mulai beraktivitas dalam bentuk barang setengah jadi.

"Jadi proses awal tetap dilakukan oleh para pelaku industri mebel lokal. Kita sebenarnya tidak butuh investor asing yang diperlukan adalah jaringan pemasaran," jelasnya.

Ketua Pansus Ranperda Industri Mebel DPRD Jepara, Isman Mustofa mengatakan, regulasi tersebut memang masih perlu disempurnakan. Pihaknya berharap saat disahkan nanti regulasi tersebut mampu melindungi dan memberdayakan industri mebel di Kota Ukir.

"Seluruh aspirasi dari berbagai pihak terkait kita dengar dulu. Kita memang minta masukan dari mereka," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4948 seconds (0.1#10.140)