Warga di Garut antre beli elpiji 3 kg

Senin, 17 Februari 2014 - 11:35 WIB
Warga di Garut antre beli elpiji 3 kg
Warga di Garut antre beli elpiji 3 kg
A A A
Sindonews.com - Puluhan warga di Kabupaten Garut mengantre gas elpiji ukuran tiga kg. Pasokan gas elpiji subsidi pemerintah di Garut hingga kini masih terbatas.

Salah satu agen gas elpiji di Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, telah dipenuhi warga sejak pagi hari. Warga harus rela mengantre meski pasokan gas elpiji untuk agen ini belum tiba dari Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE).

“Sampai sekarang saya masih susah untuk membeli gas. Di warung-warung stoknya tidak ada. Karena butuh untuk memasak, saya pun memaksakan diri datang ke agen,” kata Ika Susantika, warga Desa Tarogong, Kecamatan Tarogong Kidul, Senin (17/2/2014).

Menurut Ika, proses pembelian gas yang dia lakukan di agen ini tidak mudah. Sebelumnya ia mesti mengambil kartu antrean dan menyerahkan tabung gas kosong miliknya sekira pukul 06.30 WIB.

“Membelinya perlu waktu, jadi tidak mudah. Saya harus datang pagi-pagi dan mengambil antrean. Kalau tidak begitu, tidak akan dilayani (pembeliannya),” ujarnya.

Meski telah dibuka dan mulai mengantre sejak pagi, pasokan gas elpiji untuk agen ini masih kosong. Pasokan baru tersedia setelah mobil pengangkut elpiji tiba dari SPBE sekira satu jam kemudian, yaitu pukul 07.30 WIB.

Stok elpiji pun langsung habis dalam waktu satu jam. Sama seperti pembeli, para pengecer juga tidak mudah untuk mendapatkan gas elpiji.

“Agen hanya akan melayani para pengecer yang sudah dikenal atau yang sudah biasa menjadi pelanggan. Kalau yang tidak dikenal atau baru, itu tidak akan diberi gas elpiji,” kata Ucun Somantri, seorang pengecer asal Kecamatan Tarogong Kidul.

Di tingkat agen, harga gas elpiji ukutan tiga kg per tabung adalah Rp14.500. Sementara di tingkat pengecer harganya bervariasi, yaitu antara Rp18.000 hingga Rp20.000 per tabung.

Sementara itu, seorang agen gas elpiji, Surahmat mengatakan, pihaknya terpaksa membatasi para pembeli gas yang datang ke tempatnya. Agar tidak ricuh, ia memberlakukan sistem kupon di setiap pembelian.

“Keterbatasan pasokan membuat kami tidak dapat melayani semua pembeli. Makanya kami membatasi para pembeli,” tukasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0069 seconds (0.1#10.140)