Masyarakat masih perlu edukasi transaksi e-money
A
A
A
Sindonews.com - Penggunaan kartu prabayar elektronik (e-money) sebagai alat transaksi masyarakat masih minim. Karena itu, PT Indosat menilai, masyarakat masih membutuhkan waktu dan edukasi.
Head of Area Sulawesi Maluku dan Papua (Sumapa) PT Indosat, Idzuddin mengungkapkan, sejak diluncurkan pada pertengahan 2013 lalu. layanan mobile money dompetku Indosat, belum mendapat respon yang cukup menggembirakan.
“Jumlah pelanggan seluruh Indonesia saja masih satu juta pelanggan. Kita maklumi, prosesnya pasti lama untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat. Tapi kami akan terus melakukan edukasi,” ungkapnya kepada, Senin (17/2/2014).
Karena itu, lanjut dia, saat ini perseroan masih dalam proses terus memperkuat produk, sehingga lebih aman untuk digunakan bertransaksi. Selain itu, kerja sama dengan perbankan pun terus dibina untuk memudahkan masyarakat dalam penggunaan produk.
Dalam kesempatan sama, pihaknya menjelaskan, jika saat ini Indosat Sumapa juga tengah serius menggarap kelas korporasi utamanya sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Sebab hampir seluruh korporasi mulai bermigrasi ke sistem kerja yang lebih modern.
“Kami sangat serius menggarap di segmen ini yang ditandai dengan peluncuran brand 'Indosat Business' beberapa saat lalu. Dengan brand ini, seluruh layanan produk bagi pelanggan korporat akan lebih tersentralisasi. Kami sudah tidak membedakan lagi mana korporasi besar atau UMKM. Keduanya akan di-treatment sama baiknya," ungkapnya.
Apalagi, kata dia, pelaku bisnis UMKM juga bercita-cita dan memang memiliki potensi untuk menjadi besar, sehingga harus mendapat dukungan. Meski Idzuddin mengaku, saat ini layanan konsumer seluler masih menjadi lumbung keuntungan utama.
“Kita berharap kehadiran Indosat dapat mendukung perkembangan bisnis mereka. Terutama pada industri kreatif dengan memberikan tarif khusus secara paket,” ujarnya.
Sayangnya, untuk rencana investasi dan pengembangan tahun 2014 di wilayah ini, Idzuddin masih enggan berkomentar. Hanya saja mengingat potensi pasar yang cukup besar, sehingga dia menjamin akan ada penambahan sejumlah infrastuktur pendukung.
“Saat ini pertumbuhan pelanggan 12-15 persen. Kalau dibandingkan Jawa memang jumlah pelanggan Sumapa kecil, tapi potensinya besar untuk digarap. Sehingga kami akan melakukan penambahan BTS. Berapa investasinya nanti kami sampaikan di lain waktu,” tandasnya.
Head of Area Sulawesi Maluku dan Papua (Sumapa) PT Indosat, Idzuddin mengungkapkan, sejak diluncurkan pada pertengahan 2013 lalu. layanan mobile money dompetku Indosat, belum mendapat respon yang cukup menggembirakan.
“Jumlah pelanggan seluruh Indonesia saja masih satu juta pelanggan. Kita maklumi, prosesnya pasti lama untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat. Tapi kami akan terus melakukan edukasi,” ungkapnya kepada, Senin (17/2/2014).
Karena itu, lanjut dia, saat ini perseroan masih dalam proses terus memperkuat produk, sehingga lebih aman untuk digunakan bertransaksi. Selain itu, kerja sama dengan perbankan pun terus dibina untuk memudahkan masyarakat dalam penggunaan produk.
Dalam kesempatan sama, pihaknya menjelaskan, jika saat ini Indosat Sumapa juga tengah serius menggarap kelas korporasi utamanya sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Sebab hampir seluruh korporasi mulai bermigrasi ke sistem kerja yang lebih modern.
“Kami sangat serius menggarap di segmen ini yang ditandai dengan peluncuran brand 'Indosat Business' beberapa saat lalu. Dengan brand ini, seluruh layanan produk bagi pelanggan korporat akan lebih tersentralisasi. Kami sudah tidak membedakan lagi mana korporasi besar atau UMKM. Keduanya akan di-treatment sama baiknya," ungkapnya.
Apalagi, kata dia, pelaku bisnis UMKM juga bercita-cita dan memang memiliki potensi untuk menjadi besar, sehingga harus mendapat dukungan. Meski Idzuddin mengaku, saat ini layanan konsumer seluler masih menjadi lumbung keuntungan utama.
“Kita berharap kehadiran Indosat dapat mendukung perkembangan bisnis mereka. Terutama pada industri kreatif dengan memberikan tarif khusus secara paket,” ujarnya.
Sayangnya, untuk rencana investasi dan pengembangan tahun 2014 di wilayah ini, Idzuddin masih enggan berkomentar. Hanya saja mengingat potensi pasar yang cukup besar, sehingga dia menjamin akan ada penambahan sejumlah infrastuktur pendukung.
“Saat ini pertumbuhan pelanggan 12-15 persen. Kalau dibandingkan Jawa memang jumlah pelanggan Sumapa kecil, tapi potensinya besar untuk digarap. Sehingga kami akan melakukan penambahan BTS. Berapa investasinya nanti kami sampaikan di lain waktu,” tandasnya.
(gpr)