Potensi kredit macet akibat banjir di Jateng Rp365 M

Rabu, 19 Februari 2014 - 17:07 WIB
Potensi kredit macet...
Potensi kredit macet akibat banjir di Jateng Rp365 M
A A A
Sindonews.com - Potensi kredit macet akibat banjir yang terjadi di Jawa Tengah (Jateng) selama Januari hingga awal Februari tercatat mencapai Rp365,75 miliar. Kredit tersebut dari 1.346 rekening atau 0,21 persen dari total kredit per Desember 2013.

Kepala OJK Regional 4 Jateng dan DIY, Santoso Wibowo mengatakan, sampai Jumat (14/2/2014), potensi kredit macet paling besar dialami Bank Rakyat Indonesia (BRI) yakni mencapai Rp112 miliar, kemudian disusul Bank BPD Jateng dengan total kredit sebesar Rp92,4 miliar.

Bank lain yang juga memiliki potensi kredit macet adalah Bank Mandiri sebesar Rp36 miliar, BNI sebesar Rp71 miliar, dan BCA mencapai Rp55,5 miliar.

"Sebenarnya ada beberapa bank lain yang juga melaporkan, potensi kredit macet di wilayah bencana, tetapi potensi kerugiaan tidak terlalu signifikan," kata dia kepada wartawan saat jumpa pers di Kantor OJK lantai V Gedung BI, Semarang, Rabu (19/2/2014).

Menurutnya, berdasarkan data yang disampaikan sejumlah bank ke OJK, terdapat dua sektor yang potensi kerugiannya paling tinggi. Yaitu sektor jasa dan perdagangan sebesar Rp129,28 miliar, diikuti sektor perikanan dan pertanian masing-masing sebesar Rp99,13 miliar dan Rp71,90 miliar.

Tingginya potensi kredit macet yang cukup besar, OJK sudah membuat rancangan peraturan OJK untuk meringankan beban para kreditur yang terkena dampak bencana. Dalam rancangan peraturan yang saat ini sudah dikirimkan ke OJK Pusat tersebut, akan meminta kepada pihak bank untuk memberikan relaksasi atau kemudahan bagi para kreditur yang terkena dampak bencana.

Dari peraturan tersebut diharapkan, para kreditur mampu bangkit dan kembali membangun usahanya pasca diterjang banjir. "Dalam peraturan itu, meski kreditnya macet namun akan tetap dianggap lancar. Sehingga masih bisa mendapatkan bantuan tambahan modal dari bank untuk kembali membangun usaha," jelasnya.

Meski demikian, lanjut Santoso, OJK tidak hanya memperhatikan para kreditur yang terkena dampak bencana, namun juga tetap memperhatikan dari sisi bank. Tiap bank akan dipantau apakah dengan potensi kredit macet tersebut memengaruhi kesehatan bank atau tidak.

Kepala BRI Semarang kantor cabang Semarang Ahmad Cairul Gani mengaku, untuk mengurangi potensi kredit macet pada nasabahnya, BRI menurunkan tim untuk melakukan verifikasi ke daerah-daerah yang terkena dampak bencana.

"Kita ada tim, yang melakukan verifikasi untuk mengecek sejauh mana dampak akibat bencana, sejuah mana dampak terhadap usaha-usaha yang dilakukan nasabah," katanya.

Dampak banjir, kata dia, tidak hanya menimbulkan potensi kredit macet bagi dunia perbankan, namun juga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Assesment dampak banjir terhadap perekonomian Jateng terutama dari pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi.

"Dari sisi pertumbuhan ekonomi banjir berdampak pada sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran. Dari pertanian beberapa daerah seperti Demak, Kudus, Jepara, dan Pati merupakan lumbung padi, dengan banjir memengarhui produksi padi," kata Kepala Divisi Akses Keuangan dan UMKM BI Wilayah V, Putra Nusantara.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5068 seconds (0.1#10.140)