Multipolar Technology catat pendapatan Rp1,5 T
A
A
A
Sindonews.com - PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) pada tahun lalu mencatat kenaikan penjualan sekitar 12,5 persen menjadi Rp1,51 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp1,34 triliun.
Sementara laba bersih konsolidasi meningkat 85,4 persen menjadi Rp52,8 miliar dari capaian tahun 2012 senilai Rp28,5 miliar didukung konsolidasi anak perusahaan.
Adapun laba kotor kosolidasi bertambah 23 persen menajdi Rp171,6 miliar dari Rp139,5 miliar. Sedangkan, laba yang diatribusikan kepada entitas induk melonjak 87,4 persen menjadi Rp56,7 miliar dari Rp30,2 miliar.
Namun, laba per saham turun menjadi Rp34 per saham dari Rp38 per saham karena meningkatnya jumlah lembar saham sebanyak 375 juta lembar pada Juli 2013 dalam rangka penawaran umum perdana saham (IPO).
Presiden Direktur MLPT Harijono Suwarno mengatakan, meski pelemahan mata uang rupiah terhadap USD pada semester II tahun lalu menyebabkan berkurangnya belanja information technology (IT) di Indonesia, namun perseroan mampu membukukan kinerja positif.
"Pencapaian ini diperoleh dari kontribusi penjualan solusi dan jasa yang terus tumbuh seiring meningkatnya permintaan pelanggan terhadap solusi teknologi informasi di luar perangkat keras," kata dia dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (26/2/2014).
Survei IDC menyebutkan bahwa investasi TI saat ini melibatkan business user, seperti direktur utama, direktur keuangan dan direktur pemasaran guna meningkatkan operasional bisnis melalui pemanfaatan IT.
Karena itu, perseroan terus melakukan riset dan pengembangan solusi-solusi yang akan menjadi tren pasar, di antaranya solusi business intelligence VisionAnalytics, customer relationship management (CRM) VisionCRM, Business Precess Management (BPM) dan IT Security.
Sementara MLPT melalui anak usahanya, Visionet Internasional (VisioNet) sedang bertranformasi menjadi penyedia layanan Business Precess Outsourcing (BPO) dari penyedia layanan IT Oursourcing.
Sementara laba bersih konsolidasi meningkat 85,4 persen menjadi Rp52,8 miliar dari capaian tahun 2012 senilai Rp28,5 miliar didukung konsolidasi anak perusahaan.
Adapun laba kotor kosolidasi bertambah 23 persen menajdi Rp171,6 miliar dari Rp139,5 miliar. Sedangkan, laba yang diatribusikan kepada entitas induk melonjak 87,4 persen menjadi Rp56,7 miliar dari Rp30,2 miliar.
Namun, laba per saham turun menjadi Rp34 per saham dari Rp38 per saham karena meningkatnya jumlah lembar saham sebanyak 375 juta lembar pada Juli 2013 dalam rangka penawaran umum perdana saham (IPO).
Presiden Direktur MLPT Harijono Suwarno mengatakan, meski pelemahan mata uang rupiah terhadap USD pada semester II tahun lalu menyebabkan berkurangnya belanja information technology (IT) di Indonesia, namun perseroan mampu membukukan kinerja positif.
"Pencapaian ini diperoleh dari kontribusi penjualan solusi dan jasa yang terus tumbuh seiring meningkatnya permintaan pelanggan terhadap solusi teknologi informasi di luar perangkat keras," kata dia dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (26/2/2014).
Survei IDC menyebutkan bahwa investasi TI saat ini melibatkan business user, seperti direktur utama, direktur keuangan dan direktur pemasaran guna meningkatkan operasional bisnis melalui pemanfaatan IT.
Karena itu, perseroan terus melakukan riset dan pengembangan solusi-solusi yang akan menjadi tren pasar, di antaranya solusi business intelligence VisionAnalytics, customer relationship management (CRM) VisionCRM, Business Precess Management (BPM) dan IT Security.
Sementara MLPT melalui anak usahanya, Visionet Internasional (VisioNet) sedang bertranformasi menjadi penyedia layanan Business Precess Outsourcing (BPO) dari penyedia layanan IT Oursourcing.
(rna)