Harga minyak di perdagangan dunia susut
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan global hari ini turun, karena investor menunggu kesaksian Kepala Bank Sentral AS (The Fed) Janet Yellen di Kongres, sebagai petunjuk baru keadaan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, turun 16 sen menjadi USD102,43 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk April turun 63 sen menjadi USD108,89 per barel,
Yellen akan muncul di hadapan Komite Perbankan Senat. Di mana pasar ekuitas serta harga minyak terdorong kesaksian perdananya, pada 11 Februari lalu, ketika dia mengatakan bank akan terus melanjutkan kebijakan dan mempertahankan suku bunga rendah.
"Pasar memperkirakan pasar tetap percaya diri," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari The News, Kamis (27/2/2014).
Menurut Chua, investor memperkirakan Yellen akan kembali mengurangi program stimulus besar-besaran secara bertahap, kecuali jika kondisi ekonomi memburuk signifikan.
"Harga minyak juga mempertahankan dukungan dari laporan bullish stok AS," katanya.
Dalam laporan mingguan Departemen Energi AS, pasokan minyak mentah komersial hanya naik 100.000 barel, seperdelapan dari perkiraan analis.
Persediaan di depot Cushing, Oklahoma, yang berfungsi sebagai referensi WTI turun 1,1 juta barel, menunjuk potensi peningkatan permintaan di konsumen minyak mentah terbesar di dunia itu. Harga juga didukung kekhawatiran kerusuhan politik di produsen minyak Venezuela, Libya dan Sudan Selatan.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, turun 16 sen menjadi USD102,43 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk April turun 63 sen menjadi USD108,89 per barel,
Yellen akan muncul di hadapan Komite Perbankan Senat. Di mana pasar ekuitas serta harga minyak terdorong kesaksian perdananya, pada 11 Februari lalu, ketika dia mengatakan bank akan terus melanjutkan kebijakan dan mempertahankan suku bunga rendah.
"Pasar memperkirakan pasar tetap percaya diri," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari The News, Kamis (27/2/2014).
Menurut Chua, investor memperkirakan Yellen akan kembali mengurangi program stimulus besar-besaran secara bertahap, kecuali jika kondisi ekonomi memburuk signifikan.
"Harga minyak juga mempertahankan dukungan dari laporan bullish stok AS," katanya.
Dalam laporan mingguan Departemen Energi AS, pasokan minyak mentah komersial hanya naik 100.000 barel, seperdelapan dari perkiraan analis.
Persediaan di depot Cushing, Oklahoma, yang berfungsi sebagai referensi WTI turun 1,1 juta barel, menunjuk potensi peningkatan permintaan di konsumen minyak mentah terbesar di dunia itu. Harga juga didukung kekhawatiran kerusuhan politik di produsen minyak Venezuela, Libya dan Sudan Selatan.
(dmd)