Harga minyak dunia memperpanjang penurunan
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia hari ini memperpanjang penurunan, karena kekhawatiran atas data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lemah dan krisis politik di Ukraina.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, susut sembilan sen menjadi USD102,31 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk April turun 27 sen menjadi USD108,77 per barel.
Data ekonomi AS, konsumen minyak mentah terbesar di dunia, menunjukkan klaim pertama kali untuk tunjangan asuransi pengangguran tanda laju PHK, jauh di atas perkiraan rata-rata analis.
Departemen Perdagangan AS juga melaporkan pesanan baru untuk barang manufaktur tahan lama tergelincir 1,0 persen pada Januari 2014, memperpanjang kemerosotan 5,3 persen pada Desember 2013.
Ketua Federal Reserve AS (Fed) Janet Yellen di hadapan Komite Perbankan Senat mengatakan, para pembuat kebijakan berpikir cuaca buruk di banyak negara harus disalahkan dalam data ekonomi yang mengecewakan selama dua bulan terakhir, termasuk pekerjaan, output industri dan konsumsi.
Namun, mereka menyatakan tetap menutup mata terhadap perekonomian untuk melihat apakah angka pelemahan terus terjadi, yang dapat menyebabkan kecepatan lebih lambat dalam pemotongan program stimulus.
Bank Prancis Credit Agricole berpendapat, komentar Yellen memberi harapan penampilan buruk data ekonomi AS akan segera berakhir, setelah cuaca kembali normal.
Investor juga mengamati peristiwa di Ukraina, konsumen energi utama, di mana presiden pro-Moskow, Viktor Yanukovych yang digulingkan muncul kembali setelah lima hari bersembunyi.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, susut sembilan sen menjadi USD102,31 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk April turun 27 sen menjadi USD108,77 per barel.
Data ekonomi AS, konsumen minyak mentah terbesar di dunia, menunjukkan klaim pertama kali untuk tunjangan asuransi pengangguran tanda laju PHK, jauh di atas perkiraan rata-rata analis.
Departemen Perdagangan AS juga melaporkan pesanan baru untuk barang manufaktur tahan lama tergelincir 1,0 persen pada Januari 2014, memperpanjang kemerosotan 5,3 persen pada Desember 2013.
Ketua Federal Reserve AS (Fed) Janet Yellen di hadapan Komite Perbankan Senat mengatakan, para pembuat kebijakan berpikir cuaca buruk di banyak negara harus disalahkan dalam data ekonomi yang mengecewakan selama dua bulan terakhir, termasuk pekerjaan, output industri dan konsumsi.
Namun, mereka menyatakan tetap menutup mata terhadap perekonomian untuk melihat apakah angka pelemahan terus terjadi, yang dapat menyebabkan kecepatan lebih lambat dalam pemotongan program stimulus.
Bank Prancis Credit Agricole berpendapat, komentar Yellen memberi harapan penampilan buruk data ekonomi AS akan segera berakhir, setelah cuaca kembali normal.
Investor juga mengamati peristiwa di Ukraina, konsumen energi utama, di mana presiden pro-Moskow, Viktor Yanukovych yang digulingkan muncul kembali setelah lima hari bersembunyi.
(dmd)