Harga minyak di perdagangan Asia turun

Rabu, 02 April 2014 - 15:14 WIB
Harga minyak di perdagangan Asia turun
Harga minyak di perdagangan Asia turun
A A A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia berbalik lebih rendah karena investor berdiri di sela-sela data ekonomi global yang optimis sehari sebelumnya.

Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, turun 35 sen menjadi USD99,39 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Mei turun 11 sen menjadi USD105,51 per barel.

"Kami berekspektasi atas berbagai perdagangan pasar Asia hari ini. Tidak ada data penting keluar dari Asia hari ini, menambah lebih lanjut kurangnya arah untuk perdagangan," ujar Bank Prancis, Credit Agricole dalam sebuah komentar pasar, seperti dilansir dari AFP, Kamis (2/4/2014).

Harga minyak telah berlalu lebih tinggi di perdagangan pagi atas pelacakan di pasar Asia setelah rilis sehari sebelumnya dari laporan optimis manufaktur China, Eropa dan Amerika Serikat (AS).

China melaporkan kenaikan indeks manajer pembelian (PMI) pada Maret setelah mencapai angka terendah dalam delapan bulan pada Februari.

Sementara Markit Economics mengatakan PMI Zona Euro pada Maret berdiri di angka 53,0 poin. Angka tersebut turun dari Februari sebesar 53,2 poin tetapi pembacaan rata-rata selama kuartal pertama secara keseluruhan sebesar 53,4 poin. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi sedangkan apapun di bawah kontraksi.

Sementara itu, Institute for Supply Management AS melaporkan PMI melonjak 53,7 poin dari 53,2 poin di bulan sebelumnya. "Sentimen di pasar global terus mendukung menyusul data ekonomi yang kuat," kata Credit Agricole.

Sementara itu, Ric Spooner, kepala analis pasar CMC Markets, Sydney mengatakan, investor juga menunggu laporan persediaan minyak mingguan pemerintah AS, yang diperkirakan menunjukkan pertumbuhan 2,5 juta barel.

Kenaikan stok AS mengindikasikan melemahnya permintaan di konsumen minyak mentah terbesar dunia, yang pada gilirannya akan memberikan tekanan ke bawah pada harga.

Investor juga terus memantau situasi tegang di Ukraina, seperti NATO, dengan mengatakan, pihaknya telah menghentikan semua kerja sama dengan Rusia dan mempertanyakan klaim Moskow telah menarik pasukan di sepanjang perbatasan Ukraina.

Rusia menyediakan sekitar seperempat dari pasokan gas alam Eropa, dengan sekitar 80 persen dari ekspor mereka melalui jaringan pipa di Ukraina.

Pasukan Rusia yang berkumpul di dekat perbatasan Ukraina, memicu kekhawatiran atas rencana Moskow menyusul pengambilalihan semenanjung Crimea bulan lalu.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7988 seconds (0.1#10.140)