BPJS Ketenagakerjaan incar hasil investasi Rp39 T di 2018
A
A
A
Sindonews.com - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menargetkan mampu memperoleh dana hasil investasi hingga Rp39 triliun pada 2018.
Target capaian tersebut ditetapkan seiring meningkatnya jumlah kepesertaan lembaga yang semula bernama PT Jamsostek (Persero) ini.
"Dengan transformasi menjadi BPJS, kepesertaan kita bakal bertambah jauh lebih besar. Sehingga dana hasil investasi untuk memenuhi manfaat peserta kita juga harus lebih besar," ujar Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Freddy Haryadi, belum lama ini.
Untuk mencapai target hasil investasi tersebut, maka BPJS Ketenagakerjaan bakal menjaga pertumbuhan investasinya sekitar 30 persen selama empat tahun ke depan.
"Nah, bagaimana mencapai peningkatan 30 persen itu? Strategi kami adalah mengelola aset alokasi taktis," paparnya. dia.
Menurutnya, pada tahun-tahun pertamanya lembaga penyedia layanan ketenagakerjaan ini beroperasi sebagai BPJS Ketenagakerjaan, badan publik nirlaba berencana menyeimbangkan kembali portofolio investasinya.
Menurutnya, manajemen akan menggali formula yang tepat untuk pengembangan dana kelolaan agar optimal, sebelum memutuskan kebijakan berinvestasi. Pihaknya juga akan melakukan kajian berkala terhadap motor penggerak pengelolaan dana.
"Jadi, nanti setiap tiga bulan sekali, kami kaji kebijakan investasinya. Apakah tepat atau harus menggeser portofolio dari satu keranjang ke keranjang investasi lainnya. Begitu terus," katanya.
Dia mengklaim, strategi investasi ini hasil evaluasi dari startegi investasi sebelumnya, saat masih menyandang nama Jamsostek. Diharapkan, lewat kebijakan baru tersebut, total dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan mencapai Rp 500 triliun hingga akhir 2018.
Pada Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2014, BPJS Ketenagakerjaan mematok dana kelolaan sebesar Rp185 triliun. Dana kelolaan itu terdiri dari dana program Jaminan Hari Tua (JHT) sebesar Rp161 triliun, Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Rp11 triliun, Jaminan Kematian (JKM) Rp4 triliun, serta dana BPJS Ketenagakerjaan yang diprediksi menyentuh Rp8 triliun hingga penghujung tahun nanti.
Sebagai catatan, sampai akhir tahun lalu, hasil investasi badan publik yang sebelumnya dikenal sebagai PT Jamsostek (Persero) tersebut baru sebesar Rp15,8 triliun.
Target capaian tersebut ditetapkan seiring meningkatnya jumlah kepesertaan lembaga yang semula bernama PT Jamsostek (Persero) ini.
"Dengan transformasi menjadi BPJS, kepesertaan kita bakal bertambah jauh lebih besar. Sehingga dana hasil investasi untuk memenuhi manfaat peserta kita juga harus lebih besar," ujar Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Freddy Haryadi, belum lama ini.
Untuk mencapai target hasil investasi tersebut, maka BPJS Ketenagakerjaan bakal menjaga pertumbuhan investasinya sekitar 30 persen selama empat tahun ke depan.
"Nah, bagaimana mencapai peningkatan 30 persen itu? Strategi kami adalah mengelola aset alokasi taktis," paparnya. dia.
Menurutnya, pada tahun-tahun pertamanya lembaga penyedia layanan ketenagakerjaan ini beroperasi sebagai BPJS Ketenagakerjaan, badan publik nirlaba berencana menyeimbangkan kembali portofolio investasinya.
Menurutnya, manajemen akan menggali formula yang tepat untuk pengembangan dana kelolaan agar optimal, sebelum memutuskan kebijakan berinvestasi. Pihaknya juga akan melakukan kajian berkala terhadap motor penggerak pengelolaan dana.
"Jadi, nanti setiap tiga bulan sekali, kami kaji kebijakan investasinya. Apakah tepat atau harus menggeser portofolio dari satu keranjang ke keranjang investasi lainnya. Begitu terus," katanya.
Dia mengklaim, strategi investasi ini hasil evaluasi dari startegi investasi sebelumnya, saat masih menyandang nama Jamsostek. Diharapkan, lewat kebijakan baru tersebut, total dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan mencapai Rp 500 triliun hingga akhir 2018.
Pada Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2014, BPJS Ketenagakerjaan mematok dana kelolaan sebesar Rp185 triliun. Dana kelolaan itu terdiri dari dana program Jaminan Hari Tua (JHT) sebesar Rp161 triliun, Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Rp11 triliun, Jaminan Kematian (JKM) Rp4 triliun, serta dana BPJS Ketenagakerjaan yang diprediksi menyentuh Rp8 triliun hingga penghujung tahun nanti.
Sebagai catatan, sampai akhir tahun lalu, hasil investasi badan publik yang sebelumnya dikenal sebagai PT Jamsostek (Persero) tersebut baru sebesar Rp15,8 triliun.
(izz)