Pemerintah tunggu persetujuan Jepang soal IJEPA
A
A
A
Sindonews.com - Kerja sama ekonomi bilateral Indonesia-Japan Economic Partnership (IJEPA) sedang dalam proses pengkajian ulang, karena dinilai masih merugikan Indonesia.
Menteri Perdagangan (Mendag), M Lutfi tahap pengajian ulang untuk Indonesia sudah dilakukan, tapi pihaknya masih menunggu persetujuan dari Jepang.
"Kita review-nya untuk Indonesia sudah, tapi ini kan kita musti berdua. Jepang-nya juga musti setuju untuk review itu. Nah, ini yang sedang kita kerjakan untuk bisa jalan. Sebenarnya sudah setuju, tapi tanggalnya belum dapat," ungkap Lutfi, Selasa (8/4/2014).
Menurutnya, sejak pengimplementasian IJEPA pada 2008, Indonesia masih mengalami kesulitan untuk akses pasar dalam sektor industri. Selain itu dia juga berujar sektor pertanian menjadi fokus utama dalam pengkajian ulang tersebut.
"Kita mau masukin urusan yang pertama, terutama dari pertanian. Misalnya, urusan dari buah-buahan. Pokoknya hasil pertanian yang kita mau kerjakan. Nah, itu yang kita mau kordinasikan ramai-ramai," imbuhnya.
Sekedar informasi, sejak implementasi IJEPA 2008 hingga 2012, pertumbuhan impor Indonesia dari Jepang justru mengalami pertumbuhan pesat, dengan rata-rata tumbuh 25 persen per tahun. Sementara ekspor Indonesia ke Jepang justru menurun dengan rata-rata sekitar 6,6 persen per tahun.
Menteri Perdagangan (Mendag), M Lutfi tahap pengajian ulang untuk Indonesia sudah dilakukan, tapi pihaknya masih menunggu persetujuan dari Jepang.
"Kita review-nya untuk Indonesia sudah, tapi ini kan kita musti berdua. Jepang-nya juga musti setuju untuk review itu. Nah, ini yang sedang kita kerjakan untuk bisa jalan. Sebenarnya sudah setuju, tapi tanggalnya belum dapat," ungkap Lutfi, Selasa (8/4/2014).
Menurutnya, sejak pengimplementasian IJEPA pada 2008, Indonesia masih mengalami kesulitan untuk akses pasar dalam sektor industri. Selain itu dia juga berujar sektor pertanian menjadi fokus utama dalam pengkajian ulang tersebut.
"Kita mau masukin urusan yang pertama, terutama dari pertanian. Misalnya, urusan dari buah-buahan. Pokoknya hasil pertanian yang kita mau kerjakan. Nah, itu yang kita mau kordinasikan ramai-ramai," imbuhnya.
Sekedar informasi, sejak implementasi IJEPA 2008 hingga 2012, pertumbuhan impor Indonesia dari Jepang justru mengalami pertumbuhan pesat, dengan rata-rata tumbuh 25 persen per tahun. Sementara ekspor Indonesia ke Jepang justru menurun dengan rata-rata sekitar 6,6 persen per tahun.
(izz)