Kuartal I/2014, aset Bank Jateng tumbuh 10,31%
A
A
A
Sindonews.com - PT BPD Jawa Tengah (Bank Jateng) mencatatkan kinerja positif dengan pertumbuhan total aset mencapai Rp33,86 triliun dalam tiga bulan terakhir atau kuartal I/2014.
Nilai tersebut tumbuh 10,31 persen atau Rp3,16 triliun dari akhir tahun lalu sebesar Rp30,7 triliun. Hal ini mengembirakan dikarenakan adanya prediksi perlambatan kinerja bank menjelang pemilu tahun ini.
Pimpinan Bank Jateng Cabang Jakarta, Prasetyo F Antono mengatakan, hal tersebut didukung pertumbuhan deposito dan penyaluran kredit perseroan. Untuk dana pihak ketiga (DPK) perseroan mengumpulkan sebesar Rp28,77 triliun atau tumbuh 15,42 persen dari akhir tahun lalu.
Sementara, kredit naik Rp912 miliar menjadi Rp22,69 triliun. "Laba usaha kami melampaui target awal Rp218 miliar, menjadi Rp301 miliar. Kinerja operasional di awal tahun ini tidak terpengaruh kenaikan BI rate yang mencapai 7,5 persen," ujar dia di Jakarta, Kamis (10/4/2014).
Dia mengatakan, saat ini porsi simpanan masih didominasi nasabah korporasi dalam bentuk deposito dibanding ritel. Sehingga tahun ini perseroan akan berusaha menggenjot porsi dana murah dari masyarakat. Di cabang Jakarta sendiri diakuinya target simpanan cukup tinggi mencapai Rp1,5 triliun pada akhir April.
Dari target tersebut setidaknya deposito masih menjadi primadona sebesar 90 persen. "Dengan target yang menantang, kami masih mengandalkan nasabah korporasi dan dana pensiun untuk menggenjot porsi simpanan. Sedangkan untuk nasabah ritel juga akan kami tingkatkan dengan peningkatan layanan," pungkas Prasetyo.
Nilai tersebut tumbuh 10,31 persen atau Rp3,16 triliun dari akhir tahun lalu sebesar Rp30,7 triliun. Hal ini mengembirakan dikarenakan adanya prediksi perlambatan kinerja bank menjelang pemilu tahun ini.
Pimpinan Bank Jateng Cabang Jakarta, Prasetyo F Antono mengatakan, hal tersebut didukung pertumbuhan deposito dan penyaluran kredit perseroan. Untuk dana pihak ketiga (DPK) perseroan mengumpulkan sebesar Rp28,77 triliun atau tumbuh 15,42 persen dari akhir tahun lalu.
Sementara, kredit naik Rp912 miliar menjadi Rp22,69 triliun. "Laba usaha kami melampaui target awal Rp218 miliar, menjadi Rp301 miliar. Kinerja operasional di awal tahun ini tidak terpengaruh kenaikan BI rate yang mencapai 7,5 persen," ujar dia di Jakarta, Kamis (10/4/2014).
Dia mengatakan, saat ini porsi simpanan masih didominasi nasabah korporasi dalam bentuk deposito dibanding ritel. Sehingga tahun ini perseroan akan berusaha menggenjot porsi dana murah dari masyarakat. Di cabang Jakarta sendiri diakuinya target simpanan cukup tinggi mencapai Rp1,5 triliun pada akhir April.
Dari target tersebut setidaknya deposito masih menjadi primadona sebesar 90 persen. "Dengan target yang menantang, kami masih mengandalkan nasabah korporasi dan dana pensiun untuk menggenjot porsi simpanan. Sedangkan untuk nasabah ritel juga akan kami tingkatkan dengan peningkatan layanan," pungkas Prasetyo.
(izz)