Harga minyak di perdagangan Asia naik
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia pada hari ini naik di tengah ketegangan Rusia-Ukraina, yang memaksa Dewan Keamanan PBB melakukan pembicaraan darurat.
Seperti dikutip dari AFP, Senin (14/4/2014), indeks acuan AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik 51 sen menjadi USD104,25 per barel pada pertengahan perdagangan Asia har ini. Sementara, harga minyak mentah Brent North Sea untuk Mei naik 52 sen menjadi USD107,85.
Para analis mengatakan, pasar minyak ketakutan setelah Presiden Ukraina Oleksandr Turchynov pada Minggu menuduh Rusia mengobarkan perang di timur dan menyatakan peluncuran operasi anti-teroris skala penuh yang menewaskan sedikitnya dua orang.
Pada pembicaraan Dewan Keamanan PBB, Rusia menyalahkan ketegangan yang meningkat pada pemerintah sementara pro-Barat di Kiev dan Inggris, Perancis, serta Amerika Serikat menunjuk jari di Kremlin.
"Akhir pekan berita meningkatnya ketegangan di timur Ukraina dan Rusia telah membantu mendukung kenaikan harga minyak Brent dan WTI," kata Desmond Chua, analis pasar di CMC pasar di Singapura kepada AFP.
Atas saluran utama Ukraina untuk gas Rusia ke Eropa, pedagang takut bahwa konflik bersenjata skala penuh apapun akan mengganggu pasokan dan mengirim harga minyak dan gas yang meroket.
Soufan Group, perusahaan intelijen berbasis di AS mengatakan, pengiriman Rusia mencapai 34 persen dari pasokan gas alam ke Uni Eropa. Chua mengatakan, para dealer mencermati Libya setelah perdana menteri Abdullah Al-Thani mengundurkan diri pada Minggu.
Seperti dikutip dari AFP, Senin (14/4/2014), indeks acuan AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik 51 sen menjadi USD104,25 per barel pada pertengahan perdagangan Asia har ini. Sementara, harga minyak mentah Brent North Sea untuk Mei naik 52 sen menjadi USD107,85.
Para analis mengatakan, pasar minyak ketakutan setelah Presiden Ukraina Oleksandr Turchynov pada Minggu menuduh Rusia mengobarkan perang di timur dan menyatakan peluncuran operasi anti-teroris skala penuh yang menewaskan sedikitnya dua orang.
Pada pembicaraan Dewan Keamanan PBB, Rusia menyalahkan ketegangan yang meningkat pada pemerintah sementara pro-Barat di Kiev dan Inggris, Perancis, serta Amerika Serikat menunjuk jari di Kremlin.
"Akhir pekan berita meningkatnya ketegangan di timur Ukraina dan Rusia telah membantu mendukung kenaikan harga minyak Brent dan WTI," kata Desmond Chua, analis pasar di CMC pasar di Singapura kepada AFP.
Atas saluran utama Ukraina untuk gas Rusia ke Eropa, pedagang takut bahwa konflik bersenjata skala penuh apapun akan mengganggu pasokan dan mengirim harga minyak dan gas yang meroket.
Soufan Group, perusahaan intelijen berbasis di AS mengatakan, pengiriman Rusia mencapai 34 persen dari pasokan gas alam ke Uni Eropa. Chua mengatakan, para dealer mencermati Libya setelah perdana menteri Abdullah Al-Thani mengundurkan diri pada Minggu.
(izz)