Pemerintah dorong pertumbuhan wisata syariah di Aceh
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong tumbuhnya wisata berbasis syariah di Nangroe Aceh Darussalam (NAD).
Hal ini disampaikan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Sapta Nirwandar dalam acara The Aceh Business Forum, di Four Seasons Hotel, Jakarta, Selasa (15/4/2014).
"Kalau bicara Aceh kita pasti bicara Islam. Tren di Aceh enggak perlu khawatir. Aceh menjadi diferensiasi untuk marketing wisata. Terutama wisata syariah," ujarnya.
Dia mengatakan, salah satu peluangnya adalah pembangunan hotel-hotel syariah di Aceh. Indonesia dikatakannya terlambat dalam hal ini, karena ketakutan tersendiri soal penerapan syariah Islam di berbagai peluang bisnis.
"Hotel syariah jangan dibayangkan semuanya tidak boleh, ada step yang harus dilalui. Kita terlambat soal ini, karena adanya ketakutan-ketakutan. Padahal sangat terbuka untuk bisnis. Solo sudah punya tiga hotel syariah dan Bali punya satu," imbuh Sapta
Karenanya, dia menegaskan agar Aceh tidak perlu khawatir untuk menerapkan pariwisata berbasis syariah. Bahkan di Malaysia sudah terbentuk Dirjen Islamic Tourism, ada 200 hotel syariah dan restoran yang hanya menjual makanan berlabel halal.
"Wisata itu menyangkut aspek kehidupan. Jadi itu prospek wisata. Jangan takut wisata syariah Aceh best destination. Alamnya indah di Aceh, konektivitas itu supply and demand. Banyak orang yang datang, pesawat akan datang," pungkas dia.
Hal ini disampaikan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Sapta Nirwandar dalam acara The Aceh Business Forum, di Four Seasons Hotel, Jakarta, Selasa (15/4/2014).
"Kalau bicara Aceh kita pasti bicara Islam. Tren di Aceh enggak perlu khawatir. Aceh menjadi diferensiasi untuk marketing wisata. Terutama wisata syariah," ujarnya.
Dia mengatakan, salah satu peluangnya adalah pembangunan hotel-hotel syariah di Aceh. Indonesia dikatakannya terlambat dalam hal ini, karena ketakutan tersendiri soal penerapan syariah Islam di berbagai peluang bisnis.
"Hotel syariah jangan dibayangkan semuanya tidak boleh, ada step yang harus dilalui. Kita terlambat soal ini, karena adanya ketakutan-ketakutan. Padahal sangat terbuka untuk bisnis. Solo sudah punya tiga hotel syariah dan Bali punya satu," imbuh Sapta
Karenanya, dia menegaskan agar Aceh tidak perlu khawatir untuk menerapkan pariwisata berbasis syariah. Bahkan di Malaysia sudah terbentuk Dirjen Islamic Tourism, ada 200 hotel syariah dan restoran yang hanya menjual makanan berlabel halal.
"Wisata itu menyangkut aspek kehidupan. Jadi itu prospek wisata. Jangan takut wisata syariah Aceh best destination. Alamnya indah di Aceh, konektivitas itu supply and demand. Banyak orang yang datang, pesawat akan datang," pungkas dia.
(izz)