Perusahaan swasta siap bangun 16 SPBG di Jatim

Selasa, 15 April 2014 - 18:22 WIB
Perusahaan swasta siap...
Perusahaan swasta siap bangun 16 SPBG di Jatim
A A A
Sindonews.com - Asosiasi Perusahaan CNG Indonesia (APCNGI) Wilayah Jawa Timur mendukung penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) sebagai bahan bakar mobil. APCNGI berencana mendirikan 16 SPBG di Jatim.

"Lokasi SPBG berada di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Tuban. Semua tinggal jalan," kata Ketua APCNGI, Robbi R Sukardi, Selasa (15/4/2014).

Jumlah SPBG yang akan dibangun masih tertumpu di Sidoarjo yang mempereoleh jatah sebesar enam unit, Surabaya empat unit, Gresik empat unit, Pasuruan empat unit, dan Tuban satu unit. Untuk menjalankan program ini, asosiasi ini masih menunggu kesiapan pemerintah untuk bekerja sama.

Untuk mengubah peralihan bahan bakar membutuhkan konverter kit. Alat ini memiliki harga sekitar Rp15 juta yang dipasangan di mobil. APCNGI akan memberikan pelayanan yang terbaik, keamanan kendaraan menjadi jaminan yang paling penting.

Bahkan, kata dia, harga untuk BBG sudah ditetapkan. Untuk ukuran Jatim akan dipatok berkisar Rp4.500 per liter. Harga ini akan berbeda didaerah-daerah lain, seperti Jawa Barat. Sebab, daerah Bogor tidak memiliki sumber gas.

"Jarak menentukan harga gas dalam penjualan. Jatim kan banyak sumber gasnya, makanya murah," ujar dia.

Selain SPBG, APCNGI ini juga akan membuat 32 Daughter Station atau Mobile Refuelling Unit (MRU). Ini bertujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat Surabaya dan Jatim.

Martono, salah satu anggota APCNGI Wilayah Jatim mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir kalau kehabisan BBG. Sebab, alat untuk mendeteksi keberadaa BBG telah terbuat. Alat tersebut bernama Digital Konverter Kit.

Temuan itu menjadi yang pertama dan satu-satunya di Indonesia yang bisa menampilkan jumlah BBG yang ada di tangki, prediksi jarak tempuh yang bisa dicapai dengan sisa BBG di tangki serta SPBG terdekat dari kendaraan berada melalui dashboard GPS Map yang terintegrasi. "Secara infrastruktur, kita sudah siapkan semua," ujarnya.

President Director PT Gagas Energi Indonesia, Danny Pradiyta menuturkan, setelah melihat kondisi lapangan, tantangan yang paling berat dalam memasarkan BBG di tengah masyarakat adalah meyakinkan keamanan penggunaan BBG.

Menurutnya, jika masyarakat sudah yakin, mereka akan menggunakan gas untuk kebutuhan hidup. "Kalau kita bisa memberikan keyakinan, saya rasa masyarakat akan tertarik untuk memakai BBG," katanya.

Selain itu, pemerintah harus serius dalam kebijakan memakai BBG sebagai pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM). Apalagi, BBM lama kelamaan akan mengalami peningkatan harga. Pemerintah, lanjut dia, harus memberikan solusi soal harga konverter kit. Sebab, harga yang dipatok selama ini sudah cukup tinggi. Namun sebenarnya tidak menjadi kendala berarti.

Terpenting, lanjut dia, ada kemauan untuk berubah dalam penggunaan BBM ke BBG. Langkah ini harus diawali dari pemerintah daerah (Pemda), kemudian menyebar ke perusahaan-perusahaan secara corporate. "Banyak keuntungan memakai BBG. Masyarakat masih belum memahaminya," pungkas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7449 seconds (0.1#10.140)