Produk mamin lokal tertolong label halal

Rabu, 16 April 2014 - 19:27 WIB
Produk mamin lokal tertolong...
Produk mamin lokal tertolong label halal
A A A
Sindonews.com - Jelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, produk makanan dan minuman (mamin) dari negara-negara di kawasan Asia Tenggaran diyakini akan mengalami persaingan ketat.

Namun, dengan dibukanya pasar bebas ini juga dinilai bisa menjadi peluang bagi produk-produk dengan kualitas baik. "Kita melihat ini akan menjadi pertarungan seru. Jadi bukan cuma banyak produk yang masuk, tetapi juga akan menjadi peluang bagi kita," ujar Chief Operating Officer PT ABC President Indonesia Dwi Hatmadji di Karawang Timur, Jawa Barat, Rabu (16/4/2014).

Menghadapi persaingan ini, lanjut Dwi, produk mamin dalam negeri masih terbantu dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang sangat peka terhadap labelitas halal dari MUI yang tertera pada kemasan produk.

"Beruntung konsumen Indonesia sangat peka, kalau tidak ada label halal, produk tersebut biasanya sulit untuk bertahan. Terlebih lagi sertifikasi halal dari MUI biasanya bisa diterima negara lain, tetapi label halal dari negara lain belum tentu sesuai dengan standar halal di sini. Jadi, harus disertifikasi lagi," jelasnya.

Meski demikian, saat ini sudah banyak produk mamin asal negara ASEAN maupun Asia secara umum yang mulai menyerbu pasar Indonesia. "Sudah banyak produk dari Malaysia atau Singapura uang masuk, ini karena Indonesia menjadi market terbesar," katanya.

Untuk mampu bersaing dengan produk-produk asing tersebut serta menjaga pasar dalam negeri, menurut Dwi, strategi yang dilakukan produsen lokal seperti PT ABC President Indonesia yaitu dengan melakukan pengembangan produk melalui research and development (R&D) dengan SDM lokal.

"Untuk mempertahankan produk kita di pasar lokal, strateginya dengan menggunakan R&D lokal, karena rasa dan gaya hidup market di Indonesia tidak sesuai bila menggunakan R&D asing, industrinya akan failed. Kemudian kita juga harus berani mengeluarkan produk yang beda," tuturnya.

Selain itu, untuk mampu persaingan, dia juga berharap pemerintah mampu memberikan dukungan dengan penyediaan infrastruktur serta menjaga stabilitas tarif komponen-komponen penunjang produksi. Sehingga ada kepastian bagi prosuden dalam menjalankan produksinya.

"Distribusi di Indonesia masih rumit, kemudian unsur biaya yang terus mengalami peningkatan, seperti BBM, listrik, ini cost produksi menjadi tidak menentu, jadi tidak ada kepastian bagi kami. Industri maunya ada kepastian sehingga bisa memperhitungkan pertumbuhan industri ke depan," pungkas Dwi.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0649 seconds (0.1#10.140)