ABC President Indonesia targetkan pendapatan naik 20%
A
A
A
Sindonews.com - PT ABC President Indonesia menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga akhir tahun ini meningkat 20 persen dibandingkan pada 2013 karena tingginya permintaan produk.
Tahun lalu revenue dari produk-produk perseroan seperti makanan dan minuman (mamin) sekitar Rp1,4 triliun yang berasal dari lima produk.
"Seperti Nu Green Tea sebesar Rp700 miliar, Nu Milk Tea Rp100 miliar, Juv kurang dari Rp100 miliar, Mie ABC Rp500 miliar dan Eat & Go kurang dari Rp100 miliar. Untuk tahun ini, ditargetkan ada pertumbuhan sekitar 15-20 persen," kata Chief Operating Officer PT ABC President Indonesia, Dwi Hatmadji usai peluncuran produk Nu Green Tea Royal Jasmine di Karawang, Rabu (16/4/2014).
Produk yang dihasilkan perusahaan, menurut Dwi, telah mampu menembus pasar luar negeri terutama untuk produk-produk mie dengan porsi revenue mencapai Rp200 miliar dari total revenue perusahaan pada tahun lalu.
"Ekspor produk sudah ke Belanda, Papua Nugini, dan terbaru Turki. Turki ini pasar yang bagus karena berada di dua benua, yaitu Eropa dan Asia," ungkapnya.
Untuk pasar ASEAN, pihaknya masih sulit ditembus karena masing-masing negara ASEAN mempunyai produk minuman dan mie serupa.
"Pasar Asia Tenggara belum menjadi prioritas karena masing-masing negara punya produk-produk mie instan. Selain itu, untuk bisa menembus pasar dinegara ASEAN, produsen harus punya mempunyai pabrik dinegara tersebut," pungkasnya.
Tahun lalu revenue dari produk-produk perseroan seperti makanan dan minuman (mamin) sekitar Rp1,4 triliun yang berasal dari lima produk.
"Seperti Nu Green Tea sebesar Rp700 miliar, Nu Milk Tea Rp100 miliar, Juv kurang dari Rp100 miliar, Mie ABC Rp500 miliar dan Eat & Go kurang dari Rp100 miliar. Untuk tahun ini, ditargetkan ada pertumbuhan sekitar 15-20 persen," kata Chief Operating Officer PT ABC President Indonesia, Dwi Hatmadji usai peluncuran produk Nu Green Tea Royal Jasmine di Karawang, Rabu (16/4/2014).
Produk yang dihasilkan perusahaan, menurut Dwi, telah mampu menembus pasar luar negeri terutama untuk produk-produk mie dengan porsi revenue mencapai Rp200 miliar dari total revenue perusahaan pada tahun lalu.
"Ekspor produk sudah ke Belanda, Papua Nugini, dan terbaru Turki. Turki ini pasar yang bagus karena berada di dua benua, yaitu Eropa dan Asia," ungkapnya.
Untuk pasar ASEAN, pihaknya masih sulit ditembus karena masing-masing negara ASEAN mempunyai produk minuman dan mie serupa.
"Pasar Asia Tenggara belum menjadi prioritas karena masing-masing negara punya produk-produk mie instan. Selain itu, untuk bisa menembus pasar dinegara ASEAN, produsen harus punya mempunyai pabrik dinegara tersebut," pungkasnya.
(izz)