Saham BMRI-BBTN tergerus profit taking

Jum'at, 18 April 2014 - 13:11 WIB
Saham BMRI-BBTN tergerus profit taking
Saham BMRI-BBTN tergerus profit taking
A A A
Sindonews.com - Setelah naik kencang lantaran terdongkrak oleh isu marger kedua bank seperti yang dilontarkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, pada perdagangan akhir pekan ini PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) justru bergerak lesu di zona merah karena diserbu aksi jual besar-besaran.

Terpantau, saham BMRI pada perdagangan tanggal 10 April masih berada di kisaran Rp9.550 per lembar saham, lalu mencatat level tertinggi Rp10.100 per lembar saham pada pembukaan perdagangan tanggal 17 April 2014.

Sayang kondisi tersebut tak bertahan lama. Saham BMRI yang pada perdagangan sesi pertama ditutup pada zona merah tersebut, terus melemah hingga ke level terendah Rp9.775 per lembar saham sebelum akhirnya ditutup di zona merah pada level Rp9.850 per lembar saham.

Hal serupa terjadi pula pada laju saham BBTN. Dimana pada tanggal 10 sampai 15 April 2014 harga saham BBTN berada di kisaran Rp1.250 per saham. Saham BBTN terus merangkak naik sampai menyentuh level tertinggi pada perdagangan sesi pertama tanggal 16 April 2014 di angka Rp1.420 per lembar saham.

Sayang, lajunya di zona hijau tidak bertahan lama, saham BBTN perlahan melemah. Bahkan sepanjang perdagangan tanggal 17 April 2014, saham BBTN terus melaju di zona merah dan sempat menyentuh level terendah Rp1.345 per lembar saham sebelum akhirnya ditutup pada level Rp1.365 per lembar saham (data yahoofinance).

"Ini faktor profit taking (aksi ambil untung). Kan beberapa hari terakhir (saham kedua emiten) naik karena rumor akuisisi," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Jumat (18/4/2014).

Reza mengakui, pada perdagangan hari sebelumnya memang saham kedua emiten ini mencatatkan kinerja yang cukup positif yang tercermin dari lajunya yang terus merangkak naik.

Namun demikian, naiknya saham dua emiten ini, tentu bukan tanpa alasan. Reza melihat, selain faktor kinerja dan prospek bisnis atau fundamental perusahaan yang memang positif, laju saham keduanya juga turut terdongkrak oleh rumor akuisisi yang marak beredar lewat pemberitaan perihal pernyataan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang menyatakan hal tersebut.

"Kalau lihat dari pergerakan harga saham, selain didukung fundamental, harga saham BBTN dan BMRI juga terkena isu itu," tegas Reza.

Dikatakan Reza, sebenarnya pasar sendiri merespon positif perihal rencana tersebut. Namun demikian, Reza menyebutkan, isu tersebut harus dibarengi dengan kepastian yang ada dari kedua belah pihak antara BTN dan Mandiri.

"Terkait rencana akusisi itu pasar merespon positif, dengan akuisisi itu mereka (BTN dan Mandiri) dapat pertambahan pangsa pasar, BTN juga bisa mengembangkan bisnis utamanya yakni Kredit Perumahan Rakyat (KPR). Tapi paling tidak harus ada kepastian dari keduanya supaya pasar tidak berspekulasi atau malah memanfaatkan situasi tersebut," imbuh Reza.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5746 seconds (0.1#10.140)