Ekonomi Global Diramal Stagnan, Sri Mulyani Cs Waswas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memproyeksikan ekonomi global stagnan tahun ini. Prediksi tersebut didasarkan pada berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.
"Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers KSSK II-2024, Jumat (3/5/2024).
Berdasarkan laporan World Economic Outlook edisi April 2024, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 2024 stagnan di level 3,2% secara tahunan (year on year/yoy). Adapun perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh 2,5% yoy seiring permintaan domestik dan aktivitas manufaktur yang ekspansif. Namun membaiknya ekonomi AS dibarengi dengan inflasi yang masih tinggi telah mendorong potensi penundaan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed.
"Ini artinya higher for longer terjadi di Amerika Serikat," ungkapnya.
Menurut dia kebijakan monetar Amerika Serikat yang cenderung mempertahankan suku bunga lebih tinggi dam lebih lama dan penundaan pemangkasan suku bunga serta tingginya yield dari US Treasury telah menyebabkan terjadinya arus modal portfolio keluar dari negara-negara berkembang dan emerging pindah ke Amerika Serikat.
Menurutnya, hal ini menyebabkan penguatan Dolar AS dan melemahnya nilai tukar berbagai mata uang dari berbagai negara. Di sisi lain, ekonomi China diperkiraan tumbuh melambat dari 5,2% yoy tahun lalu menjadi 4,6% di 2024.
"Ekonomi dunia juga dipengaruhi eskalasi perang di Timur Tengah dan ketegangan geopolitik yang semakin tinggi," kata dia.
Dia mengatakan risiko terkait potensi penundaan pemangkasan Fed Fund Rate, tingginya yield US Treasury dan penguatan Dolar AS serta eskalasi dari ketegangan geopolitik global akan terus dicermati.
"KSSK akan terus siaga mengantisipasi dengan respons kebijakan yang sinergis dan efektif untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan dan ketidakpastian global terhadap perekonomian Indonesia dan terhadap stabilitas sistem keuangan Indonesia," jelasnya.
"Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers KSSK II-2024, Jumat (3/5/2024).
Berdasarkan laporan World Economic Outlook edisi April 2024, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 2024 stagnan di level 3,2% secara tahunan (year on year/yoy). Adapun perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh 2,5% yoy seiring permintaan domestik dan aktivitas manufaktur yang ekspansif. Namun membaiknya ekonomi AS dibarengi dengan inflasi yang masih tinggi telah mendorong potensi penundaan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed.
"Ini artinya higher for longer terjadi di Amerika Serikat," ungkapnya.
Menurut dia kebijakan monetar Amerika Serikat yang cenderung mempertahankan suku bunga lebih tinggi dam lebih lama dan penundaan pemangkasan suku bunga serta tingginya yield dari US Treasury telah menyebabkan terjadinya arus modal portfolio keluar dari negara-negara berkembang dan emerging pindah ke Amerika Serikat.
Menurutnya, hal ini menyebabkan penguatan Dolar AS dan melemahnya nilai tukar berbagai mata uang dari berbagai negara. Di sisi lain, ekonomi China diperkiraan tumbuh melambat dari 5,2% yoy tahun lalu menjadi 4,6% di 2024.
"Ekonomi dunia juga dipengaruhi eskalasi perang di Timur Tengah dan ketegangan geopolitik yang semakin tinggi," kata dia.
Dia mengatakan risiko terkait potensi penundaan pemangkasan Fed Fund Rate, tingginya yield US Treasury dan penguatan Dolar AS serta eskalasi dari ketegangan geopolitik global akan terus dicermati.
"KSSK akan terus siaga mengantisipasi dengan respons kebijakan yang sinergis dan efektif untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan dan ketidakpastian global terhadap perekonomian Indonesia dan terhadap stabilitas sistem keuangan Indonesia," jelasnya.
(nng)