Pembangunan dufan di Sidoarjo ditarget tahun ini
A
A
A
Sindonews.com - Pembangunan Dunia Fantasi (Dufan) di kawasan Kecamatan Waru, Sidoarjo ditarget bisa dimulai tahun ini. Pasalnya, tinggal beberapa persyaratan perijinan yang belum selesai dan kini sudah diproses.
Lahan Dufan yang berada di bekas pabrik soda ini berlokasi di Desa Waru dan Desa Kureksari, Kecamatan Waru. Sesuai rencana, tempat wisata permainan itu akan menempati lahan seluas 10 hektar.
Lahan seluas 7 hektar milik eks pabrik soda dan sisanya 3 hektar milik warga setempat. "Targetnya tahun ini sudah mulai dibangun, kan tinggal beberapa persyaratan perijinan yang belum kelar," ujar Kepala Bagian (Kabag) Kerjasama Pemkab Sidoarjo Ari Suryono.
Salah satu yang perlu dilengkapi adalah rekayasa jalan. Selama ini rekayasa jalan menjadi salah satu pembahasan yang perlu dikaji. Nantinya, Dishub juga akan membahas masalah tersebut dengan investor agar masalah kemacetan bisa diatasi.
Mengingat kawasan Waru merupakan jalur padat, lanjut Ari Suryono perlu ada rekayasa jalan. Sehingga keberadaan Dufan tidak menambah macet jalan protokol Sidoarjo-Surabaya tersebut. "Sebelum membangun Dufan tentu sudah ada konsep rekayasa jalan seperti apa," ujar Ari Suryono.
Sementara itu, rencana pembangunan Dufan Waru terus mendapat sorotan dari kalangan dewan. "Perlu rekayasa jalan Jika tidak, arus lalu lintas yang saat ini padat di samping fly over Waru tersebut akan semakin bertambah macet," ujar anggota Komisi B DPRD Sidoarjo Sungkono.
Dalam hal ini, Pemkab Sidoarjo harus benar-benar memperhatikan rekayasa jalan di depan Dufan. Selain ada perlintasan kereta api, depan Dufan tersebut merupakan jalan protokol yang padat.
Rekayasa lalu lintas itu harus diatur sedemikian rupa agar para pengunjung yang keluar dan masuk Dufan tidak mengganggu arus lalu lintas. Kepadatan lalu lintas di jalan itu harus diperhatikan agar semakin menjadi daya tarik wisata di Sidoarjo. “Rekayasa lalu lintas jangan diremehkan,” ujar politisi PAN ini.
Jika tidak ada rekayasa jalan maupun pembenahan jalan, dipastikan pembangunan Dufan justru akan merugikan pengguna jalan. Mulai pagi hingga malam aktivitas jalan akan terus padat. “Tidak ada tempat wisata saja sudah ramai apalagi jika dibangun Dufan,” tegasnya.
Sungkono meminta agar Pemkab Sidoarjo dalam hal ini SKPD terkait yakni Dinas Perhubungan (Dishub) bekerja sama dengan Satlantas Polres Sidoarjo memikirkan hal tersebut. Adanya Dufan merupakan investasi yang baik namun tidak menghiraukan kepentingan publik lainnya.
Sekedar diketahui, dalam waktu dekat di Sidoarjo akan dibangun dua tempat wisata keluarga. Yaitu Dufan yang berada di kawasan Waru dan Seaword yang rencananya menempati pesisir pantai di kawasan Kecamatan Sedati.
Adanya dua investor besar itu diharapkan bisa menangkat perekonomian warga Sidoarjo. Namun, di sisi lain pemkab harus menyiapkan infrastrukturnya jalan terlebih dulu agar tidak terjadi kemacetan.
Lahan Dufan yang berada di bekas pabrik soda ini berlokasi di Desa Waru dan Desa Kureksari, Kecamatan Waru. Sesuai rencana, tempat wisata permainan itu akan menempati lahan seluas 10 hektar.
Lahan seluas 7 hektar milik eks pabrik soda dan sisanya 3 hektar milik warga setempat. "Targetnya tahun ini sudah mulai dibangun, kan tinggal beberapa persyaratan perijinan yang belum kelar," ujar Kepala Bagian (Kabag) Kerjasama Pemkab Sidoarjo Ari Suryono.
Salah satu yang perlu dilengkapi adalah rekayasa jalan. Selama ini rekayasa jalan menjadi salah satu pembahasan yang perlu dikaji. Nantinya, Dishub juga akan membahas masalah tersebut dengan investor agar masalah kemacetan bisa diatasi.
Mengingat kawasan Waru merupakan jalur padat, lanjut Ari Suryono perlu ada rekayasa jalan. Sehingga keberadaan Dufan tidak menambah macet jalan protokol Sidoarjo-Surabaya tersebut. "Sebelum membangun Dufan tentu sudah ada konsep rekayasa jalan seperti apa," ujar Ari Suryono.
Sementara itu, rencana pembangunan Dufan Waru terus mendapat sorotan dari kalangan dewan. "Perlu rekayasa jalan Jika tidak, arus lalu lintas yang saat ini padat di samping fly over Waru tersebut akan semakin bertambah macet," ujar anggota Komisi B DPRD Sidoarjo Sungkono.
Dalam hal ini, Pemkab Sidoarjo harus benar-benar memperhatikan rekayasa jalan di depan Dufan. Selain ada perlintasan kereta api, depan Dufan tersebut merupakan jalan protokol yang padat.
Rekayasa lalu lintas itu harus diatur sedemikian rupa agar para pengunjung yang keluar dan masuk Dufan tidak mengganggu arus lalu lintas. Kepadatan lalu lintas di jalan itu harus diperhatikan agar semakin menjadi daya tarik wisata di Sidoarjo. “Rekayasa lalu lintas jangan diremehkan,” ujar politisi PAN ini.
Jika tidak ada rekayasa jalan maupun pembenahan jalan, dipastikan pembangunan Dufan justru akan merugikan pengguna jalan. Mulai pagi hingga malam aktivitas jalan akan terus padat. “Tidak ada tempat wisata saja sudah ramai apalagi jika dibangun Dufan,” tegasnya.
Sungkono meminta agar Pemkab Sidoarjo dalam hal ini SKPD terkait yakni Dinas Perhubungan (Dishub) bekerja sama dengan Satlantas Polres Sidoarjo memikirkan hal tersebut. Adanya Dufan merupakan investasi yang baik namun tidak menghiraukan kepentingan publik lainnya.
Sekedar diketahui, dalam waktu dekat di Sidoarjo akan dibangun dua tempat wisata keluarga. Yaitu Dufan yang berada di kawasan Waru dan Seaword yang rencananya menempati pesisir pantai di kawasan Kecamatan Sedati.
Adanya dua investor besar itu diharapkan bisa menangkat perekonomian warga Sidoarjo. Namun, di sisi lain pemkab harus menyiapkan infrastrukturnya jalan terlebih dulu agar tidak terjadi kemacetan.
(gpr)