Rencana akuisisi akan memperkuat struktur modal BTN
A
A
A
Sindonews.com - Rencana pemerintah melepas saham di Bank Tabungan Negara (BTN) kepada Bank Mandiri mendapat tanggapan positif dari para praktisi perbankan.
Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menyatakan, akuisisi Bank Mandiri terhadap BTN akan menguntungkan kedua bank tersebut. Saat ini BTN memiliki kekuatan dalam hal penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR). Sementara Bank Mandiri di sektor korporasi, sehingga Bank Mandiri bisa lebih memperluas cakupan bisnisnya.
“Kedua Bank tersebut bisa bersinergi dengan sangat bagus dan saling melengkapi satu dengan yang lain,” kata Sigit kepada wartawan, di Jakarta, Senin (21/4/2014).
Sigit menilai, aksi bisnis ini merupakan akuisisi, dan bukanlah merger. Karyawan BTN tidak perlu khawatir, sebab akuisisi ini justru akan lebih menguatkan BTN.
Sebagai bank dengan fokus KPR, BTN selama ini terkendala modal dan sumber pendanaan yang kian terbatas. Hal ini tercermin dari tingginya tingkat Loan To Deposit Ratio (LDR) BBTN yang mencapai 104,4 persen di atas ketentuan Bank Indonesia (BI). Selama 2013, total DPK BBTN sebesar Rp96,2 triliun dimana mayoritas yaitu 54,9 persen merupakan dana mahal.
Hal ini bisa ditutupi oleh Bank Mandiri yang memiliki kekuatan modal dan sumber dana pihak ketiga yang besar. Sampai 2013, BMRI memiliki modal sebesar Rp82,4 triliun, yang terbesar di antara Bank BUMN lainnya. Sementara dari total dana pihak ketiga di BMRI yang mencapai Rp556,3 triliun di 2013, sekitar Rp359,9 triliun merupakan dana murah.
Menurut Sigit, akuisisi Bank Mandiri terhadap BTN juga akan menguntungkan pemerintah. Dengan melepas saham pemerintah ke bank BUMN, pemerintah akan tetap memiliki kontrol penuh terhadap fungsi dan peran strategis BBTN sebagai bank yang fokus mendukung penyediaan rumah bagi masyarakat.
Sigit menyebutkan, akuisisi BTN oleh Mandiri juga sesuai dengan arsitektur perbankan Indonesia. Khusus untuk bank BUMN, nantinya akan ada satu bank besar yang beskala internasional. "Ini keputusan yang sangat strategis," tandas Sigit.
Analis IndoPremier Securities Stephan Hasjim, dalam riset terbarunya menyatakan, bila akuisisi tersebut bisa terealisasi, BTN dan Bank Mandiri akan sama-sama diuntungkan. Bank Mandiri akan bisa memperluas portofolio kredit ritel, terutama KPR.
Akuisisi ini juga sejalan dengan rencana strategis Bank Mandiri selama lima tahun (2009-2014). Pada periode tersebut, Mandiri menargetkan porsi kredit ritel naik menjadi 40 persen di 2014. Pada 2013 lalu, porsi kredit ritel Bank Mandiri telah mencapai 31 persen.
Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menyatakan, akuisisi Bank Mandiri terhadap BTN akan menguntungkan kedua bank tersebut. Saat ini BTN memiliki kekuatan dalam hal penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR). Sementara Bank Mandiri di sektor korporasi, sehingga Bank Mandiri bisa lebih memperluas cakupan bisnisnya.
“Kedua Bank tersebut bisa bersinergi dengan sangat bagus dan saling melengkapi satu dengan yang lain,” kata Sigit kepada wartawan, di Jakarta, Senin (21/4/2014).
Sigit menilai, aksi bisnis ini merupakan akuisisi, dan bukanlah merger. Karyawan BTN tidak perlu khawatir, sebab akuisisi ini justru akan lebih menguatkan BTN.
Sebagai bank dengan fokus KPR, BTN selama ini terkendala modal dan sumber pendanaan yang kian terbatas. Hal ini tercermin dari tingginya tingkat Loan To Deposit Ratio (LDR) BBTN yang mencapai 104,4 persen di atas ketentuan Bank Indonesia (BI). Selama 2013, total DPK BBTN sebesar Rp96,2 triliun dimana mayoritas yaitu 54,9 persen merupakan dana mahal.
Hal ini bisa ditutupi oleh Bank Mandiri yang memiliki kekuatan modal dan sumber dana pihak ketiga yang besar. Sampai 2013, BMRI memiliki modal sebesar Rp82,4 triliun, yang terbesar di antara Bank BUMN lainnya. Sementara dari total dana pihak ketiga di BMRI yang mencapai Rp556,3 triliun di 2013, sekitar Rp359,9 triliun merupakan dana murah.
Menurut Sigit, akuisisi Bank Mandiri terhadap BTN juga akan menguntungkan pemerintah. Dengan melepas saham pemerintah ke bank BUMN, pemerintah akan tetap memiliki kontrol penuh terhadap fungsi dan peran strategis BBTN sebagai bank yang fokus mendukung penyediaan rumah bagi masyarakat.
Sigit menyebutkan, akuisisi BTN oleh Mandiri juga sesuai dengan arsitektur perbankan Indonesia. Khusus untuk bank BUMN, nantinya akan ada satu bank besar yang beskala internasional. "Ini keputusan yang sangat strategis," tandas Sigit.
Analis IndoPremier Securities Stephan Hasjim, dalam riset terbarunya menyatakan, bila akuisisi tersebut bisa terealisasi, BTN dan Bank Mandiri akan sama-sama diuntungkan. Bank Mandiri akan bisa memperluas portofolio kredit ritel, terutama KPR.
Akuisisi ini juga sejalan dengan rencana strategis Bank Mandiri selama lima tahun (2009-2014). Pada periode tersebut, Mandiri menargetkan porsi kredit ritel naik menjadi 40 persen di 2014. Pada 2013 lalu, porsi kredit ritel Bank Mandiri telah mencapai 31 persen.
(gpr)