Harga minyak turun menuju USD109 per barel
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak turun menuju USD109 per barel, setelah reli pada beberapa sesi sebelumnya, karena para pedagang melihat kekhawatiran atas ketegangan di Ukraina, meskipun kemunduran kembalinya minyak Libya memberikan dukungan.
Amerika Serikat (AS), Rusia, Ukraina dan Uni Eropa bersama-sama menyerukan diakhirinya kekerasan di Ukraina, yang telah memberikan dukungan terhadap harga minyak dan membebani ekuitas.
Minyak mentah Brent kehilangan 29 sen menjadi USD109,24 per barel pada pukul 12.29 GMT, setelah naik setinggi USD110,19 per barel, Kamis (17/4/2014) lalu, sebelum libur panjang Paskah akhir pekan. Minyak mentah AS turun 26 sen menjadi USD104,04 per barel.
"Mungkin ada sedikit short-covering pada Kamis, karena khawatir sesuatu terjadi di Ukraina. Kurangnya eskalasi ketegangan mungkin menjadi penyebab mengapa kita kembali ke bawah," kata Tony Machacek, broker Jefferies Bache di London, seperti dilansir dari Reuters, Senin (21/4/2014).
Kesepakatan goyah pada akhir pekan. Separatis bersenjata pro-Moskow tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah di gedung-gedung pemerintah yang telah mereka sita. Premi risiko minyak bisa meningkat jika situasi mereda.
Dealer mengatakan volume Brent terasa ringan karena Senin adalah hari libur nasional di Inggris dan sebagian besar Eropa.
Di sisi lain, investor mengawasi dimulainya kembali pengiriman dari Libya, di mana dua minggu lalu pemerintah di Tripoli mencapai kesepakatan dengan pemberontak untuk mengakhiri pendudukan di empat terminal minyak selama 8 bulan.
Amerika Serikat (AS), Rusia, Ukraina dan Uni Eropa bersama-sama menyerukan diakhirinya kekerasan di Ukraina, yang telah memberikan dukungan terhadap harga minyak dan membebani ekuitas.
Minyak mentah Brent kehilangan 29 sen menjadi USD109,24 per barel pada pukul 12.29 GMT, setelah naik setinggi USD110,19 per barel, Kamis (17/4/2014) lalu, sebelum libur panjang Paskah akhir pekan. Minyak mentah AS turun 26 sen menjadi USD104,04 per barel.
"Mungkin ada sedikit short-covering pada Kamis, karena khawatir sesuatu terjadi di Ukraina. Kurangnya eskalasi ketegangan mungkin menjadi penyebab mengapa kita kembali ke bawah," kata Tony Machacek, broker Jefferies Bache di London, seperti dilansir dari Reuters, Senin (21/4/2014).
Kesepakatan goyah pada akhir pekan. Separatis bersenjata pro-Moskow tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah di gedung-gedung pemerintah yang telah mereka sita. Premi risiko minyak bisa meningkat jika situasi mereda.
Dealer mengatakan volume Brent terasa ringan karena Senin adalah hari libur nasional di Inggris dan sebagian besar Eropa.
Di sisi lain, investor mengawasi dimulainya kembali pengiriman dari Libya, di mana dua minggu lalu pemerintah di Tripoli mencapai kesepakatan dengan pemberontak untuk mengakhiri pendudukan di empat terminal minyak selama 8 bulan.
(dmd)