BTPN bukukan laba bersih Rp493 miliar
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) membukukan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp493 miliar atau naik 8 persen dibandingkan kuartal IV/2013.
Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengungkapkan, di tengah dinamika ekonomi yang cukup menantang, BTPN tetap konsisten melanjutkan investasi dan ekspansi seperti mengakusisi Bank Sahabat Purba Danarta, memperluas jaringan distribusi, dan terus mengembangkan unit usaha syariah yang berfokus melayani masyarakat pra-sejahtera produktif.
“Bisnis model syariah yang kami kembangkan sangat padat karya. Saat ini unit usaha syariah BTPN memiliki 8.275 karyawan, dan selama kuartal I-2014 kredit yang disalurkan kepada para nasabah pra-sejahtera produktif mencapai Rp1,6 triliun, atau tumbuh 161 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” terang dia di Jakarta, Selasa (22/4/2014).
Sementara itu, Direktur BTPN Anika Faisal menambahkan, pihaknya akan tetap menjaga rasio kecukupan modal kisaran 23 persen hingga 24 persen. Menurut Anika, nilai itu akan dijaga di atas rata-rata industri di level 20 persen. “Pertumbuhan kredit juga akan kami jaga di kisaran 15-17 persen tahun ini, begitu juga dengan DPK,” tutup dia.
Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengungkapkan, di tengah dinamika ekonomi yang cukup menantang, BTPN tetap konsisten melanjutkan investasi dan ekspansi seperti mengakusisi Bank Sahabat Purba Danarta, memperluas jaringan distribusi, dan terus mengembangkan unit usaha syariah yang berfokus melayani masyarakat pra-sejahtera produktif.
“Bisnis model syariah yang kami kembangkan sangat padat karya. Saat ini unit usaha syariah BTPN memiliki 8.275 karyawan, dan selama kuartal I-2014 kredit yang disalurkan kepada para nasabah pra-sejahtera produktif mencapai Rp1,6 triliun, atau tumbuh 161 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” terang dia di Jakarta, Selasa (22/4/2014).
Sementara itu, Direktur BTPN Anika Faisal menambahkan, pihaknya akan tetap menjaga rasio kecukupan modal kisaran 23 persen hingga 24 persen. Menurut Anika, nilai itu akan dijaga di atas rata-rata industri di level 20 persen. “Pertumbuhan kredit juga akan kami jaga di kisaran 15-17 persen tahun ini, begitu juga dengan DPK,” tutup dia.
(gpr)