Apersi tolak rencana Mandiri caplok BTN

Rabu, 23 April 2014 - 12:49 WIB
Apersi tolak rencana...
Apersi tolak rencana Mandiri caplok BTN
A A A
Sindonews.com - Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) dengan tegas menolak rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengakuisisi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

"Apersi menolak akuisisi BTN oleh Bank Mandiri karena sudah terbukti bahwa selama ini Bank BTN fokus terhadap pembiayaan perumahan, khususnya perumahan untuk MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) dengan skema FLPP (Failitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan)," ungkap Sekretaris Jenderal Apersi Endang Kawidjaja dalam diskusi di Menara Kadin Jakarta, Rabu (23/4/2014).

Dia juga membantah alasan yang dikemukakan Menteri BUMN Dahlan Iskan terkait akuisisi tersebut. Menurutnya, BTN pada 2013 telah mampu menelorkan 92 persen dari 102 ribu Kredit Perumahan Rakyat (KPR) FLPP. Sementara calon pengakuisisi, Bank Mandiri hanya mampu sekitar 1,66 persen.

"Kami nasabah BTN tidak pernah merasa ada kendala dalam pencairan, baik kredit konstruksi maupun pencairan kredit pemilikan rumah konsumen kami," tutur dia.

Menurutnya, kebijakan di tingkat stakeholder yang tidak tepat di lapangan. Pada akhirnya mengakibatkan menurunnya demand serta rendahnya jumlah realisasi KPR FLPP untuk rumah MBR.

Pihaknya juga menolak alasan akuisisi dengan alasan agar Indonesia memiliki bank yang lebih besar. "Menurut skala, Mandiri memiliki aset Rp600 triliun. Sedangkan BTN Rp130 triliun sampai Rp150 triliun, kalau mau miliki bank besar kenapa ambil risiko dengan bank yang asetnya hanya segitu," imbuhnya.

Pihaknya justru menyarankan agar Bank Mandiri melakukan merger dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang asetnya jauh lebih besar. Menurutnya, Bank Mandiri salah jika memilih BTN yang sudah menjadi spesialis di KPR FLPP untuk mewujudkan bank besar tersebut.

"Di sinilah justru risiko yang kita hadapi. Kalau fokus akuisisi lebih banyak corporate banking, perumahan subsidi BTN akan tertinggal. Ini yang kami khawatirkan. Merger Mandiri dengan BNI sepertinya lebih pas untuk mencapai tujuan pelayanan kepada konglomerat Indonesia, karena keduanya lebih pakem dengan large corporate banking needs. Sementara BTN adalah bank fokus perumahan," pungkas Endang.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8858 seconds (0.1#10.140)