RI diminta contoh teknologi handicraft Asia Timur
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta pengusaha dan perajin handicraft atau UKM Indonesia belajar dari produk Asia Timur. Hal ini agar produk kerajinan dalam negeri mempunyai daya saing dan siap merambah dunia internasional.
Menurutnya, Indonesia saat ini merupakan negara terbuka yang harus mempunyai daya saing tinggi dalam hal hadicraft. Produk kerajinan dan UKM harus efisien dan produktif serta bisa bersaing dalam harga dan kualitas.
"Agar kita menang, kita harus meningkatkan daya saing. Efisien dan harus produktif. Sekali lagi dengan kualitas sama harga bisa bersaing. Di luar negeri ekonomi kreatif ini gabungan seni budaya dan tekonologi dalam negeri seni budaya kerajinan tangan," ujar SBY saat membuka pameran Inacraft 2014 di JCC, Jakarta, Rabu (23/4/2014).
Meningkatkan daya saing, industri kerajinan dalam negeri harus mencontoh industri UKM Asia Timur. Menurut SBY, di Asia Timur, UKM sudah memadukan kerajinan dengan tekonologi.
"Indonesia wajib mencontoh industri padat teknologi di industri seperti Korea Selatan. Kami juga sudah study banding ke Thailand, Hongkong, Tiongkok. Banyak yang mengembangkan dengan perpaduan tersebut," katanya.
Dia menjelaskan, saat ini Indonesia sudah mempunyai blue print atau cetak biru dalam mengembangkan kerajinan dan UKM. Cetak biru tersebut memerintahkan kepada pemerintah pusat maupun daerah untuk membantu mengembangkan produk kerajinan.
"Kita harus tekun mengembangkannya, kita sudah punya cetak biru. Dari sana kita berikan bantuan permudahan permodalan, bantuan pemasaran. Supaya industri kreatif kita bisa bersaing. Usaha perajin meningkatkan kualitas daya saing," ungkapnya.
Dengan terus digalakkannya perkembangan yang sudah diterangkan sebelumnya, maka bukan tidak mungkin handicraft Indonesia bisa sama kualitasnya dengan industri handicraft Asia Timur.
Menurutnya, Indonesia saat ini merupakan negara terbuka yang harus mempunyai daya saing tinggi dalam hal hadicraft. Produk kerajinan dan UKM harus efisien dan produktif serta bisa bersaing dalam harga dan kualitas.
"Agar kita menang, kita harus meningkatkan daya saing. Efisien dan harus produktif. Sekali lagi dengan kualitas sama harga bisa bersaing. Di luar negeri ekonomi kreatif ini gabungan seni budaya dan tekonologi dalam negeri seni budaya kerajinan tangan," ujar SBY saat membuka pameran Inacraft 2014 di JCC, Jakarta, Rabu (23/4/2014).
Meningkatkan daya saing, industri kerajinan dalam negeri harus mencontoh industri UKM Asia Timur. Menurut SBY, di Asia Timur, UKM sudah memadukan kerajinan dengan tekonologi.
"Indonesia wajib mencontoh industri padat teknologi di industri seperti Korea Selatan. Kami juga sudah study banding ke Thailand, Hongkong, Tiongkok. Banyak yang mengembangkan dengan perpaduan tersebut," katanya.
Dia menjelaskan, saat ini Indonesia sudah mempunyai blue print atau cetak biru dalam mengembangkan kerajinan dan UKM. Cetak biru tersebut memerintahkan kepada pemerintah pusat maupun daerah untuk membantu mengembangkan produk kerajinan.
"Kita harus tekun mengembangkannya, kita sudah punya cetak biru. Dari sana kita berikan bantuan permudahan permodalan, bantuan pemasaran. Supaya industri kreatif kita bisa bersaing. Usaha perajin meningkatkan kualitas daya saing," ungkapnya.
Dengan terus digalakkannya perkembangan yang sudah diterangkan sebelumnya, maka bukan tidak mungkin handicraft Indonesia bisa sama kualitasnya dengan industri handicraft Asia Timur.
(izz)