Kadin sebut bank di Indonesia seperti supermarket
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Pemberdayaan Daerah, Natsir Mansyur mengatakan, industri perbankan di Indonesia seperti bank supermarket yang banyak menjual produk.
"Di Indonesia, bank itu macam bank supermarket. Terlalu banyak menjual produk, semuanya serba ada. Semua ada di dalamnya," kata dia di Menara Kadin Jakarta, Rabu (23/4/2014).
Dia mencontohkan, seharusnya bank di Indonesia seperti bank yang ada di China. Industri perbankan di China punya perbedaan produk satu sama lain, seperti bank perumahan, bank corporate, atau bank industri.
"Kalau di Indonesia tidak fokus. Sayangnya semua keputusan ada di pemerintah," imbuhnya.
Karena itu, jika pemerintah tetap memaksakan akuisisi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan terjadi ketidakcocokan. Pasalnya, BTN selama ini fokus pada pembiayaan perumahan, sementara Bank Mandiri fokus pada ritel.
"Yang saya takutkan kalau itu terjadi pembangunan perumahan di daerah akan terhambat. Karena selain BTN enggak ada lagi yang mengelolanya, kasihan kan pengembang baru dan kecil di daerah. Mereka kan yang menggerakkan dan membangkitkan perekonomian daerah," pungkas Natsir.
"Di Indonesia, bank itu macam bank supermarket. Terlalu banyak menjual produk, semuanya serba ada. Semua ada di dalamnya," kata dia di Menara Kadin Jakarta, Rabu (23/4/2014).
Dia mencontohkan, seharusnya bank di Indonesia seperti bank yang ada di China. Industri perbankan di China punya perbedaan produk satu sama lain, seperti bank perumahan, bank corporate, atau bank industri.
"Kalau di Indonesia tidak fokus. Sayangnya semua keputusan ada di pemerintah," imbuhnya.
Karena itu, jika pemerintah tetap memaksakan akuisisi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan terjadi ketidakcocokan. Pasalnya, BTN selama ini fokus pada pembiayaan perumahan, sementara Bank Mandiri fokus pada ritel.
"Yang saya takutkan kalau itu terjadi pembangunan perumahan di daerah akan terhambat. Karena selain BTN enggak ada lagi yang mengelolanya, kasihan kan pengembang baru dan kecil di daerah. Mereka kan yang menggerakkan dan membangkitkan perekonomian daerah," pungkas Natsir.
(izz)