Uji produksi Louise Sangasanga Field tembus 8.280 BOPD
A
A
A
Sindonews.com - Uji produksi sumur Louise (LSE) 1055 milik PT Pertamina EP Sangasanga Field yang selesai pada 19 April 2014 memberi hasil fantastis, menembus angka 8.280 barrels of oil per day/BOPD open flow/sembur alam.
Hasil ini sekaligus menjadikan sumur LSE 1055 sebagai sumur minyak dengan produksi terbesar dalam sejarah PT Pertamina EP.
Development Director PT Pertamina EP Satoto Agustono mengatakan, dengan hasil pemboran dari sumur Louise-1055 tersebut membuat kami makin semangat untuk terus meningkatkan produksi migas nasional.
Dia mengungkap, menariknya, sumur Louise 1055 merupakan sumur pengembangan yang dibor dan diselesaikan hanya dalam kurun waktu 40 hari.
“Karena itu, berikutnya akan dilaksanakan pemboran pada 10 sumur untuk mengembangkan target reservoir deep zone yang merupakan target baru dan belum pernah ditembus dan diproduksi sebelumnya,” papar Satoto dalam siaran persnya, Jumat (25/4/2014).
Untuk LSE-1055 terdapat lapisan yang memberikan peluang baik yaitu lapisan/zone dan dari hasil uji MDT menyatakan bahwa sumur LSE-1055 memiliki kandungan/cadangan minyak yang dapat diproduksikan.
Berdasarkan bean performance (uji jepitan) yang dilakukan menunjukan hasil produksi jepitan 24/64 inchi setara 1.172 BOPD dengan kadar air (traces).
Dengan pencapaian ini, lanjut dia, dalam waktu dekat akan dilaksanakan uji potensi bean performance dan pressure reservoir untuk menentukan produksi yang optimal.
"Untuk melengkapi keberhasilan sumur di struktur Louise ini, kami akan menambah 10 Sumur pemboran di struktur tersebut," tandas Satoto.
Sementara itu, dengan tambahan produksi dari sumur Louise 1055, total produksi minyak PT Pertamina EP saat ini mencapai 119.000 BOPD. Selanjutnya, minyak hasil produksi Sangasanga Field akan diolah di kilang milik Pertamina yang dikelola RU V Balikpapan.
Menanggapi pencapaian ini, Asset 5 Exploitation Senior Manager, Ganda Asnanda menyampaikan, dengan hasil pemboran LSE-1055, didapatkan prospek migas yang diperkirakan sangat menjanjikan keekonomiannya.
Menurutnya, hasil ini sekaligus membuat PT Pertamina EP melihat peluang baru untuk mengembangkan struktur Louise ini.
Hasil ini sekaligus menjadikan sumur LSE 1055 sebagai sumur minyak dengan produksi terbesar dalam sejarah PT Pertamina EP.
Development Director PT Pertamina EP Satoto Agustono mengatakan, dengan hasil pemboran dari sumur Louise-1055 tersebut membuat kami makin semangat untuk terus meningkatkan produksi migas nasional.
Dia mengungkap, menariknya, sumur Louise 1055 merupakan sumur pengembangan yang dibor dan diselesaikan hanya dalam kurun waktu 40 hari.
“Karena itu, berikutnya akan dilaksanakan pemboran pada 10 sumur untuk mengembangkan target reservoir deep zone yang merupakan target baru dan belum pernah ditembus dan diproduksi sebelumnya,” papar Satoto dalam siaran persnya, Jumat (25/4/2014).
Untuk LSE-1055 terdapat lapisan yang memberikan peluang baik yaitu lapisan/zone dan dari hasil uji MDT menyatakan bahwa sumur LSE-1055 memiliki kandungan/cadangan minyak yang dapat diproduksikan.
Berdasarkan bean performance (uji jepitan) yang dilakukan menunjukan hasil produksi jepitan 24/64 inchi setara 1.172 BOPD dengan kadar air (traces).
Dengan pencapaian ini, lanjut dia, dalam waktu dekat akan dilaksanakan uji potensi bean performance dan pressure reservoir untuk menentukan produksi yang optimal.
"Untuk melengkapi keberhasilan sumur di struktur Louise ini, kami akan menambah 10 Sumur pemboran di struktur tersebut," tandas Satoto.
Sementara itu, dengan tambahan produksi dari sumur Louise 1055, total produksi minyak PT Pertamina EP saat ini mencapai 119.000 BOPD. Selanjutnya, minyak hasil produksi Sangasanga Field akan diolah di kilang milik Pertamina yang dikelola RU V Balikpapan.
Menanggapi pencapaian ini, Asset 5 Exploitation Senior Manager, Ganda Asnanda menyampaikan, dengan hasil pemboran LSE-1055, didapatkan prospek migas yang diperkirakan sangat menjanjikan keekonomiannya.
Menurutnya, hasil ini sekaligus membuat PT Pertamina EP melihat peluang baru untuk mengembangkan struktur Louise ini.
(gpr)