Surabaya terancam krisis listrik

Jum'at, 02 Mei 2014 - 20:00 WIB
Surabaya terancam krisis listrik
Surabaya terancam krisis listrik
A A A
Sindonews.com - Surabaya saat ini tengah diambang krisis listrik, karena beberapa Gardu Induk (GI) milik PT PLN (Persero) kapasitanya mulai penuh. Jika dibiarkan, bisa dipastikan akan ada pemadaman listrik secara bergantian hingga pemadaman secara total.

"Kami sudah menganalisa, Surabaya bisa dilakukan pemadaman secara bergantian atau bahkan padam total," kata Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN Distribusi Jatim, Arkat Matulu di kantornya, Jumat (2/5/2014).

Menurutnya, kondisi ini sangat memprihatinkan, karena Jawa Timur (Jatim) memiliki surplus listrik hingga 2.400 megawatt. Namun persoalannya, krisisi listrik yang mengancam Kota Pahlawan bukan karena kekurangan tenaga listrik, melainkan sikap Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang tidak mengizinkan PLN mendirikan GI di beberapa wilayah di Surabaya.

Di antara GI PLN yang akan dibangun adalah wilayah Kalisari, Simogunung, Kedinding, dan Sambikerep. Untuk Gardu Kalisari akan memiliki kapasitas sebesar 60 MVA, Simogunung 120 MVA, Kedinding 60 MVA, dan Sambikerep 120 MVA. Gardu ini memiliki fungsi menambah kapasitas yang telah ada.

"Sayang Gardu Induk ini sulit untuk dirikan. Kita sudah melakukan kordinasi dengan Pemkot, tetapi tidak ada respon," ujarnya.

Sementara, GI yang mengalami krisis dan diambang melebihi kapasitas hingga 80 persen, yaitu GI Tandes, Undaan, Kenjeran, Sukolilo, dan Wonokromo.

Arkan mengatakan, krisis yang terjadi tidak lepas dari situasi di lapangan yang membuat perusahaan plat merah ini sulit untuk melakukan penambahan Gardu Induk.

Tercatat, sejak 2010 tidak ada lagi penambahan GI di Surabaya. Pihak PLN telah melakukan lobi kepada pemerintah setempat mulai 2011, tetapi sampai saat ini pemerintah masih enggan menanggapi persoalan ini.

"Ada lima Gardu Induk yang sudah diambang kapasitas, namun untuk penambahan tidak mungkin dilakukan karena keterbatasan lahan," ujar dia.

Banyak kendala yang dialami di lapangan, seperti sulitnya pembebasan lahan, perusakan tapak tower, dan juga belum adanya kesepahaman dengan developer yang terlewati jaringan. Situasi ini menurut Arkat akan dikomunikasikan dengan Wali Kota Surabaya agar ada titik temunya.

"Kami akan membahas dengan Ibu Wali Kota Surabaya, Risma untuk menyelesaikan proyek-proyek ini yang Commersial Operation Date ( COD ) atau targetnya berjalan 2015," katanya.

Sementara, untuk beban puncak sistem kelistrikan di Pulau Jawa, Madura, hingga Bali mencatatkan rekor tertinggi sebesar 22.974 Mega Watt (MW), pada 24 April lalu dibandingkan sebelumnya mencapai 22.567 MW.

Kenaikan beban puncak kelistrikan untuk area Jawa, Madura hingga Bali, karena sejumlah pelanggan yang pemakaian listriknya kian meningkat. Contoh, untuk keperluan mengadakan pesta. Kondisi serupa juga terjadi di Jatim. Kini, beban puncak listrik di provinsi itu sudah mencapai 4.700 MW.

Besaran itu lebih tinggi daripada beban puncak sebelumnya yang mencapai sebesar 4.600 MW. Meski begitu, PLN Distribusi Jatim menjamin bahwa ketersediaan listrik di provinsi ini dalam kondisi aman.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6865 seconds (0.1#10.140)