Triwulan I-2014 ITK nasional naik sebesar 110,03
A
A
A
Sindonews.com - BPS mencatat Indeks Tendensi Konsumen (ITK) nasional pada triwulan I-2014 sebesar 110,03, yang artinya kondisi ekonomi konsumen meningkat dari triwulan sebelumnya.
"Membaiknya kondisi konsumen didorong oleh peningkatan ketiga variabel pembentuk indeks, yaitu tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan (nilai indeks sebesar 112,49), pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi rumah tangga (nilai indeks sebesar 110,40) dan pendapatan rumah tangga (nilai indeks sebesar 108,83)," ucap Ketua BPS Suryamin, di Jakarta, Senin (5/5/2014).
Suryamin menjelaskan, untuk perbaikan kondisi ekonomi konsumen di tingkat nasional, terjadi karena ada peningkatan kondisi ekonomi konsumen di semua provinsi (33 provinsi), di mana 18 provinsi di antaranya (54,55 persen) memiliki nilai indeks di atas nasional.
Tiga provinsi yang memiliki perkiraan nilai ITK paling tinggi adalah DI Yogyakarta dengan nilai ITK 120,58, kemudian Bali dengan nilai 119,32 dan DKI Jakarta sebesar 118,45.
Sebaliknya, tiga provinsi yang memiliki perkiraan nilai ITK paling rendah adalah NTT sebesar 107,65, Sulawesi Tenggara sebesar 107,78 dan Bengkulu sebesar 108,06.
"Jika nilai ITK di bawah angka 100 maka menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya, dan jika nilainya di atas 100 maka menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen berjalan meningkat," tutupnya.
"Membaiknya kondisi konsumen didorong oleh peningkatan ketiga variabel pembentuk indeks, yaitu tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan (nilai indeks sebesar 112,49), pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi rumah tangga (nilai indeks sebesar 110,40) dan pendapatan rumah tangga (nilai indeks sebesar 108,83)," ucap Ketua BPS Suryamin, di Jakarta, Senin (5/5/2014).
Suryamin menjelaskan, untuk perbaikan kondisi ekonomi konsumen di tingkat nasional, terjadi karena ada peningkatan kondisi ekonomi konsumen di semua provinsi (33 provinsi), di mana 18 provinsi di antaranya (54,55 persen) memiliki nilai indeks di atas nasional.
Tiga provinsi yang memiliki perkiraan nilai ITK paling tinggi adalah DI Yogyakarta dengan nilai ITK 120,58, kemudian Bali dengan nilai 119,32 dan DKI Jakarta sebesar 118,45.
Sebaliknya, tiga provinsi yang memiliki perkiraan nilai ITK paling rendah adalah NTT sebesar 107,65, Sulawesi Tenggara sebesar 107,78 dan Bengkulu sebesar 108,06.
"Jika nilai ITK di bawah angka 100 maka menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya, dan jika nilainya di atas 100 maka menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen berjalan meningkat," tutupnya.
(gpr)