Penerimaan negara dari migas tak capai target

Selasa, 06 Mei 2014 - 16:21 WIB
Penerimaan negara dari...
Penerimaan negara dari migas tak capai target
A A A
Sindonews.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, penerimaan negara di sektor minyak dan gas bumi (migas) tidak sesuai target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014 sebesar Rp320 triliun.

Hal itu berdasarkan asumsi produski minyak sebesar 870 ribu barel per hari (bph) dan produksi gas sebesar 1,24 juta bph setara minyak.

“Kami akui berat untuk target penerimaan APBN 2014. Tantangannya memang cukup berat,” kata Kepala Bagian Humas SKK Migas Handoyo di Jakarta, Selasa (6/5/2014).

SKK Migas, lanjut dia, realistis melihat tidak tercapainya penerimaan negara ini. Dia mengatakan, peluang produksi minyak yang hanya sebesar 804 ribu bph untuk mencapai penerimaan negara tidak mungkin bisa karena patokan lifting yang terkoreksi cukup siginifikan dari 870 ribu bph menjadi 804 ribu bph dalam rata-rata produksi harian.

Kendati demikian, SKK Migas tetap berusaha menggenjot produksi minyak. Dia berjanji, produksi minyak tidak akan turun di bawah 800 ribu bph.

“Kami akan genjot agar roduksi minyak tetap stabil 804 ribu bph untuk produksi minyaknya,” ungka dia.

SKK Migas sebelumnya menyatakan revisi lifting minyak bakal dilakukan dalam APBN-P 2014. Lifting minyak dalam APBN 2014 mencapai 870 ribu0 bph. Kenyatannya, produksi minyak rata-rata harian saat ini hanya bergerak ke level 804 ribu bph.

“Target APBN 870 ribu bph tentunya masih jauh dari jangkauan. Kami dalam revisi pasti akan di bawah itu,” ujar Handoyo.

Dia mengakui, sepanjang kuartal I tahun ini banyak hambatan yang terjadi, seperti gangguan cuaca hingga adanya kabut asap di salah satu wilayah kerja (WK) migas di Riau beberapa waktu lalu. Akibatnya, kondisi itu membuat target perolehan lifting minyak di dalam negeri tak tercapai.

“Tentunya kemarin ada problem di kuartal I pada awal tahunnya. Jadi pencapaian produksi minyak hanya bergerak ke 800 ribu bph. Tentunya dalam revisi APBN-P kita tidak akan megajukan angka sebesar 870 ribu bph,” kata Handoyo.

Tidak hanya itu, tidak tercapainya penerimaan negara dari migas juga karena per April tahun ini, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) turun sebesar USD0,46 per barel menjadi USD106,44 per barel ketimbang bulan sebelumnya USD106,90 per barel.

Meski patokan ICP dalam APBN 2014 hanya sebesar USD105 per barel, nyatanya SKK Migas masih pesimis dengan target penerimaan sektor migas tahun ini.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan, angka realistis untuk target lifting minyak 2014 adalah di kisaran 805 ribu bph. Mendekati kisaran angka yang didasarkan pada rencana kerja dan anggaran terbaru SKK Migas.

“Revisi mengindikasikan tiga hal kemunduran produksi Cepu dan perencanaan yang tidak matang dan tidak berjalan dengan baik dan faktor operasional di lapangan masih menjadi kendala utama dalam eksekusi program,” kata dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0944 seconds (0.1#10.140)