Pertama tercatat di BEI, FORU raih rekor bisnis
A
A
A
Sindonews.com - Pada ajang malam penghargaan Rekor Bisnis (ReBi) ke-11, PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) dikukuhkan untuk masuk Rekor Bisnis Indonesia sebagai Perusahaan Periklanan Nasional Pertama Tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Penghargaan ini diterima oleh Aris Boediharjo selaku CEO Fortune Indonesia. Didirikan pada tahun 1970, Fortune Indonesia merupakan salah satu perintis periklanan modern di Indonesia yang pada masa kini telah bertransformasi menjadi pengembang komunikasi terpadu lengkap dengan layanan penunjang seperti jasa kehumasan, komunikasi maya, aktivasi, dan event melalui anak-anak perusahaannya.
Fortune Indonesia melakukan penjualan saham perdana pada 17 Januari 2002 dengan kode saham FORU dan merupakan perusahaan periklanan pertama yang listed.
"Sebagai perusahaan terbuka, kami sentantiasa berkomitmen untuk melaksanakan berbagai kewajiban perusahaan public serta standar-standar Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) yang mengacu pada prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, serta kesetaraan dan kewajaran," ujar Direktur FORU, Mulyadi Sulaeman, dalam siaran persnya, Kamis (8/5/2014).
Fortune Indonesia mengambil keputusan untuk menjadi perusahaan terbuka setelah berhasil bertahan melalui badai krisis moneter pada akhir 90-an.
”Dasar pemikirannya adalah bagaimana perusahaan bisa hidup seratus tahun lagi,” kisah Mulyadi Sulaeman ketika mengenang keputusan go public waktu itu.
”Kebanyakan perusahaan swasta kalau pendirinya sudah tidak ada, cenderung berubah alias mundur. Sejak menjadi perusahaan terbuka, kinerja perusahaan terus membaik dan kini FORU memiliki visi untuk menjadi jaringan komunikasi dunia yang unggul," lanjutnya.
Aris Boediharjo menambahkan, ini merupakan pencapaian menggembirakan bagi perusahaan yang tentunya akan terus menambah semangat untuk terus berinovasi.
“Harapannya, kami dapat terus dipercaya oleh klien dan partner. Ke depannya kami akan terus go the extra mile, selalu berusaha memberi layanan lebih baik dari yang diharapkan," ungkapnya.
Sebelumnya pada bulan Februari 2014 lalu, Fortune mendapat penghargaan sebagai The Best Creative and Innovative Company of The Year dari ajang Indonesian Creativity and Best Leader Award 2014.
Pada ajang Rekor Bisnis (ReBi) ke-11 tahun ini, Fortune Indonesia bersama 21 perusahaan lainnya berhasil meyakinkan dan membuktikan klaim prestasi rekornya dengan berbagai argumen dan data pendukung di hadapan dewan juri pada 12 Februari 2014 dan 4 April 2014. Penghargaan diselenggarakan oleh TeRa Fondation yang bekerja sama dengan Koran Sindo.
Digelarnya ReBi ke-11 ini juga sekaligus bertujuan mengingatkan kepada pelaku bisnis di Indonesia untuk mematangkan persiapan menyambut AFTA dalam hitungan bulan ke depan.
“AFTA berarti pula kita harus bersiap menerima tantangan baru, utama-nya SDM kita agar kompeten bagi dunia bisnis, sehingga produk atau jasa kita mampu bersaing secara kompetitif dalam area perdagangan tersebut,” kata Hasan DJ selaku panitia penyelenggara ReBi.
Penghargaan ini diterima oleh Aris Boediharjo selaku CEO Fortune Indonesia. Didirikan pada tahun 1970, Fortune Indonesia merupakan salah satu perintis periklanan modern di Indonesia yang pada masa kini telah bertransformasi menjadi pengembang komunikasi terpadu lengkap dengan layanan penunjang seperti jasa kehumasan, komunikasi maya, aktivasi, dan event melalui anak-anak perusahaannya.
Fortune Indonesia melakukan penjualan saham perdana pada 17 Januari 2002 dengan kode saham FORU dan merupakan perusahaan periklanan pertama yang listed.
"Sebagai perusahaan terbuka, kami sentantiasa berkomitmen untuk melaksanakan berbagai kewajiban perusahaan public serta standar-standar Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) yang mengacu pada prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, serta kesetaraan dan kewajaran," ujar Direktur FORU, Mulyadi Sulaeman, dalam siaran persnya, Kamis (8/5/2014).
Fortune Indonesia mengambil keputusan untuk menjadi perusahaan terbuka setelah berhasil bertahan melalui badai krisis moneter pada akhir 90-an.
”Dasar pemikirannya adalah bagaimana perusahaan bisa hidup seratus tahun lagi,” kisah Mulyadi Sulaeman ketika mengenang keputusan go public waktu itu.
”Kebanyakan perusahaan swasta kalau pendirinya sudah tidak ada, cenderung berubah alias mundur. Sejak menjadi perusahaan terbuka, kinerja perusahaan terus membaik dan kini FORU memiliki visi untuk menjadi jaringan komunikasi dunia yang unggul," lanjutnya.
Aris Boediharjo menambahkan, ini merupakan pencapaian menggembirakan bagi perusahaan yang tentunya akan terus menambah semangat untuk terus berinovasi.
“Harapannya, kami dapat terus dipercaya oleh klien dan partner. Ke depannya kami akan terus go the extra mile, selalu berusaha memberi layanan lebih baik dari yang diharapkan," ungkapnya.
Sebelumnya pada bulan Februari 2014 lalu, Fortune mendapat penghargaan sebagai The Best Creative and Innovative Company of The Year dari ajang Indonesian Creativity and Best Leader Award 2014.
Pada ajang Rekor Bisnis (ReBi) ke-11 tahun ini, Fortune Indonesia bersama 21 perusahaan lainnya berhasil meyakinkan dan membuktikan klaim prestasi rekornya dengan berbagai argumen dan data pendukung di hadapan dewan juri pada 12 Februari 2014 dan 4 April 2014. Penghargaan diselenggarakan oleh TeRa Fondation yang bekerja sama dengan Koran Sindo.
Digelarnya ReBi ke-11 ini juga sekaligus bertujuan mengingatkan kepada pelaku bisnis di Indonesia untuk mematangkan persiapan menyambut AFTA dalam hitungan bulan ke depan.
“AFTA berarti pula kita harus bersiap menerima tantangan baru, utama-nya SDM kita agar kompeten bagi dunia bisnis, sehingga produk atau jasa kita mampu bersaing secara kompetitif dalam area perdagangan tersebut,” kata Hasan DJ selaku panitia penyelenggara ReBi.
(gpr)