Kinerja NPI membaik di triwulan 1/2014

Kamis, 08 Mei 2014 - 17:56 WIB
Kinerja NPI membaik...
Kinerja NPI membaik di triwulan 1/2014
A A A
Sindonews.com - Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) diperkirakan kembali mencatat surplus ditopang menurunnya defisit transaksi berjalan dan meningkatnya aliran masuk modal asing.

"Defisit transaksi berjalan triwulan 1/2014 diperkirakan 2,06 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto), menurun dari defisit pada triwulan IV/2013 sebesar 2,12 persen dari PDB," ungkap Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo di kantornya, Kamis (8/5/2014).

Penurunan defisit transaksi berjalan, dijelaskan Agus, dipengaruhi oleh kontraksi impor non migas sejalan dengan moderasi pertumbuhan ekonomi, meskipun ekspor juga mencatat kontraksi. Perbaikan defisit transaksi berjalan juga dipengaruhi penurunan defisit neraca jasa, khususnya jasa pengangkutan, sejalan dengan menurunnya kegiatan impor.

"Sementara itu, aliran masuk modal asing baik dalam bentuk investasi langsung maupun investasi portofolio tercatat meningkat didorong sentimen positif terhadap perbaikan fundamental ekonomi Indonesia," lanjutnya.

Aliran masuk modal asing tercatat masih berlanjut pada bulan April 2014. Dengan perkembangan positif pada NPI tersebut pada April 2014, cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi 105,6 miliar dolar AS, setara 6,1 bulan impor atau 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Ke depan, kami akan terus memantau beberapa risiko global dan domestik yang dapat mempengaruhi prospek defisit transaksi berjalan dan ketahanan eksternal, termasuk mengenai perkembangan utang luar negeri milik swasta," ujar Agus.

Pada triwulan II dan III 2014, Agus menambahkan, defisit transaksi berjalan diperkirakan meningkat sesuai pola musiman, antara lain akibat peningkatan impor menjelang puasa dan hari raya repatriasi pendapatan dan pembayaran bunga, meskipun secara keseluruhan 2014 defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap dapat ditekan di bawah 3,0 persen dari PDB.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7060 seconds (0.1#10.140)