Neraca Perdagangan Indonesia 2020 Diprediksi Surplus, Tembus USD20 M
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan (Kemendag) Marolop Nainggolan menyebutkan bahwa tahun lalu, total ekspor migas dan non-migas Indonesia mencapai USD167,18 miliar.
Tren ekspor Indonesia selama periode tahun 2015-2019 pun naik sebesar 4,49%. Kendati demikian, pada tahun 2019, neraca perdagangan Indonesia defisit sebesar USD3,59 miliar.
"Namun, meski tahun ini perdagangan global goyah akibat pandemi Covid-19, neraca Indonesia diprediksi surplus, tembus lebih dari USD20 miliar. Datanya akan dirilis nanti," ujar Marolop dalam video virtual di Jakarta, Selasa(22/12/2020).
( )
Marolop menyebutkan, Kemendag memiliki beberapa kebijakan strategis untuk mendorong ekspor di tengah pandemi global, baik jangka pendek dan jangka menengah.
"Untuk jangka pendeknya, pertama kami akan berfokus pada produk dengan pertumbuhan positif selama pandemi, seperti makanan dan minuman olahan, alat kesehatan, produk pertanian, perikanan, dan agroindustri," ungkapnya.
Ketika pulih dari situasi pandemi, akan berfokus kepada produk seperti otomotif, TPT, alas kaki, besi dan baja, dan yang lainnya. Tentunya, Kemendag juga akan berfokus pada produk baru yang muncul akibat pandemi, seperti produk farmasi dan produk-produk ekspor baru yang merupakan hasil relokasi industri dari beberapa negara ke Indonesia.
"Kami juga akan berfokus pada pasar yang pulih dan mulai pulih pada saat ini sampai satu tahun kedepan, seperti Australia, Selandia Baru, negara-negara Uni Eropa, negara kawasan Timur Tengah, dan beberapa negara di Afrika seperti Aljazair, juga di kawasan Amerika seperti Kanada dan Meksiko," jelas Marolop.
( )
Untuk jangka menengahnya, Kemendag akan berfokus untuk mempertahankan produk yang memiliki market power, meningkatkan produk yang memiliki pangsa pasar potensial, dan memulihkan produk yang kehilangan pangsa.
Tren ekspor Indonesia selama periode tahun 2015-2019 pun naik sebesar 4,49%. Kendati demikian, pada tahun 2019, neraca perdagangan Indonesia defisit sebesar USD3,59 miliar.
"Namun, meski tahun ini perdagangan global goyah akibat pandemi Covid-19, neraca Indonesia diprediksi surplus, tembus lebih dari USD20 miliar. Datanya akan dirilis nanti," ujar Marolop dalam video virtual di Jakarta, Selasa(22/12/2020).
( )
Marolop menyebutkan, Kemendag memiliki beberapa kebijakan strategis untuk mendorong ekspor di tengah pandemi global, baik jangka pendek dan jangka menengah.
"Untuk jangka pendeknya, pertama kami akan berfokus pada produk dengan pertumbuhan positif selama pandemi, seperti makanan dan minuman olahan, alat kesehatan, produk pertanian, perikanan, dan agroindustri," ungkapnya.
Ketika pulih dari situasi pandemi, akan berfokus kepada produk seperti otomotif, TPT, alas kaki, besi dan baja, dan yang lainnya. Tentunya, Kemendag juga akan berfokus pada produk baru yang muncul akibat pandemi, seperti produk farmasi dan produk-produk ekspor baru yang merupakan hasil relokasi industri dari beberapa negara ke Indonesia.
"Kami juga akan berfokus pada pasar yang pulih dan mulai pulih pada saat ini sampai satu tahun kedepan, seperti Australia, Selandia Baru, negara-negara Uni Eropa, negara kawasan Timur Tengah, dan beberapa negara di Afrika seperti Aljazair, juga di kawasan Amerika seperti Kanada dan Meksiko," jelas Marolop.
( )
Untuk jangka menengahnya, Kemendag akan berfokus untuk mempertahankan produk yang memiliki market power, meningkatkan produk yang memiliki pangsa pasar potensial, dan memulihkan produk yang kehilangan pangsa.