Kemendag-HIPPI jalin kerja sama menembus pasar global

Rabu, 14 Mei 2014 - 12:13 WIB
Kemendag-HIPPI jalin...
Kemendag-HIPPI jalin kerja sama menembus pasar global
A A A
Sindonews.com - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak, bersama Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI), Suryani Sidik Motik, menandatangani nota kesepahaman tentang “Pengembangan Ekspor bagi Pengusaha Indonesia”.

Kerja sama antara Ditjen PEN dan HIPPI tersebut merupakan salah satu bentuk kolaborasi antara pemerintah dengan kalangan dunia usaha dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin kompetitif pada era globalisasi.

"Dalam waktu dekat Indonesia akan menghadapi pasar bebas regional, di antaranya ASEAN Economic Community (AEC) pada akhir 2015 dan terbentuknya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), yaitu ASEAN+6 negara mitra yang mempunyai kombinasi GDP sekitar USD 23 triliun dengan target konsumen sebanyak 3,4 miliar orang. Oleh sebab itu, perlu adanya strategi terpadu di bidang pengembangan ekspor nasional yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders), baik pemerintah maupun kalangan dunia usaha," ungkap Nus dalam siaran persnya, Rabu (14/5/2014).

Nota kesepahaman antara Ditjen PEN dan HIPPI tersebut memiliki ruang lingkup kerja sama yang meliputi pengembangan produk anggota HIPPI yang berorientasi ekspor, peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pembinaan anggota HIPPI yang berorientasi ekspor, pengembangan promosi produk berorientasi ekspor yang dimiliki para anggota HIPPI, dan pelayanan informasi terkait pengembangan ekspor.

Nus mengungkapkan, kegiatan ekspor Indonesia mendapat angin segar dari membaiknya kondisi ekonomi dunia. Perbaikan tersebut diindikasikan Bank Dunia dengan indikator proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 3,2 persen (yoy) pada 2014 atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada 2013 yang mencapai 2,4 persen.

Oleh karena itu, Kemendag menargetkan pertumbuhan ekspor Indonesia sebesar 4,1 persen pada 2014 dengan nilai mencapai USD190 miliar. Sedangkan, target ekspor nonmigas pada 2014 ditetapkan tumbuh sekitar 5,5-6,5 persen dibandingkan pada 2013 dengan kisaran nilai USD158-159 miliar.

Target peningkatan ekspor 2014 tersebut dilakukan berdasarkan pertumbuhan produk ekspor yang terbagi dalam kategori produk utama (main products), produk prospektif (prospective products), dan produk nonmigas lainnya.

Sepuluh produk yang termasuk dalam produk utama yaitu, crude palm oil (CPO) dan turunannya, tekstil dan produk tekstil (TPT), elektronik, karet dan produk karet, produk kayu, pulp dan furnitur, produk kimia, produk logam, mesin–mesin, makanan olahan, dan otomotif. Sementara itu, produk prospektif terdiri dari alas kaki, perhiasan, produk plastik, udang, ikan dan produk ikan, kopi, kakao dan olahannya, kulit dan produk kulit, kerajinan, dan rempah-rempah. Sedangkan, produk nonmigas lainnya terdiri dari batu bara, hewan dan produk hewan, peralatan medis, buah dan sayur, serta minyak atsiri.

"Berdasarkan target pertumbuhan ekspor pada 2014, maka diperlukan peran aktif dari stakeholders, terutama kalangan dunia usaha. Melalui kerja sama ini diharapkan mampu menjadi poros kemitraan strategis dalam setiap usaha peningkatan kinerja ekspor,” lanjut Nus.

Suryani juga menyatakan hal senada bahwa kerja sama antara kalangan pengusaha dengan pemerintah dapat mendorong ekspor produk lokal ke pasar dunia.

“Kerja sama yang dilakukan melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Ditjen PEN dan HIPPI ini sangat baik untuk mendorong para pengusaha pribumi, khususnya anggota HIPPI yang notabene warga negara Indonesia dalam mengembangkan produk ke pasar dunia. Anggota HIPPI yang mayoritas usaha kecil menengah (UKM) memiliki potensi yang kuat untuk melakukan ekspor,” imbuhnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0888 seconds (0.1#10.140)