PNM dan AP II Sinergi Kembangkan UMK Aceh
A
A
A
JAKARTA – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Angkasa Pura (AP) II melakukan sinergi pengembangan usaha mikro dan kecil (UMK) melalui program kemitraan dan bina lingkungan di Kota Serambi Mekah.
Kemitraan kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mencakup kegiatan pelatihan dan pembinaan bagi 40 pelaku UMK oleh PNM, sebelum mendapatkan fasilitas modal kerja dari AP II.
Pemimpin PNM Cabang Aceh Ritmes menuturkan, UMK mengalami pertumbuhan pesat dari tahun ke tahun dan keberadaannya menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Hal itu tercermin dari besarnya kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penciptaan lapangan pekerjaan. Meski demikian, terdapat sejumlah permasalahan mendasar yang kerap menghambat perkembangan UMKM, yakni lemahnya struktur permodalan, akses pemasaran dan rendahnya kualitas sumber daya manusia.
”Semua itu membuat banyak UMKM dipandang tidak feasible untuk memperoleh pembiayaan dari perbankan atau lembaga keuangan formal,” ujarnya dalam rilisnya, Senin (20/5/2014).
Kondisi tersebut, kata Ritmes, menginspirasi PNM dan AP II untuk bersinergi dalam melaksanakan peran sosialnya selaku BUMN, terutama dalam rangka pemberdayaan UMK di Aceh.
”Melalui kerja sama pelatihan dan jasa finansial ini, kami optimistis akan memperkuat kapasitas UMK dalam menghadapi berbagai risiko ekonomi dan persaingan usaha,” ujarnya.
Pelatihan usaha yang berlangsung pada 19-20 Mei 2014 ini dikhususkan bagi UMK mitra binaan PNM dan AP II yang memiliki kapasitas dan prospek usaha yang bagus.
Kemitraan kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mencakup kegiatan pelatihan dan pembinaan bagi 40 pelaku UMK oleh PNM, sebelum mendapatkan fasilitas modal kerja dari AP II.
Pemimpin PNM Cabang Aceh Ritmes menuturkan, UMK mengalami pertumbuhan pesat dari tahun ke tahun dan keberadaannya menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Hal itu tercermin dari besarnya kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penciptaan lapangan pekerjaan. Meski demikian, terdapat sejumlah permasalahan mendasar yang kerap menghambat perkembangan UMKM, yakni lemahnya struktur permodalan, akses pemasaran dan rendahnya kualitas sumber daya manusia.
”Semua itu membuat banyak UMKM dipandang tidak feasible untuk memperoleh pembiayaan dari perbankan atau lembaga keuangan formal,” ujarnya dalam rilisnya, Senin (20/5/2014).
Kondisi tersebut, kata Ritmes, menginspirasi PNM dan AP II untuk bersinergi dalam melaksanakan peran sosialnya selaku BUMN, terutama dalam rangka pemberdayaan UMK di Aceh.
”Melalui kerja sama pelatihan dan jasa finansial ini, kami optimistis akan memperkuat kapasitas UMK dalam menghadapi berbagai risiko ekonomi dan persaingan usaha,” ujarnya.
Pelatihan usaha yang berlangsung pada 19-20 Mei 2014 ini dikhususkan bagi UMK mitra binaan PNM dan AP II yang memiliki kapasitas dan prospek usaha yang bagus.
(rna)