Pabrik Indarung VI Produksi 3,5 Juta Ton Semen/Tahun
A
A
A
PADANG - PT Semen Padang saat ini sedang menjalankan proyek pembangunan pabrik barunya yang diberi nama Indarung VI.
Jika dibandingkan dengan kelima pabrik yang sudah lebih dahulu berdiri, pabrik yang juga merupakan anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) ini, merupakan pabrik yang memiliki kapasitas produksi jauh lebih besar dari pendahulunya, yakni 3,5 juta ton per tahun.
"Jika dibandingkan dengan Indarung II dan III yang masing-masingnya hanya mampu memproduksi 660 ribu ton semen per tahun. Pabrik lainnya yakni Indarung IV hanya mamu memproduksi 1,62 juta ton semen per tahun, sementara Indarung V hanya mampu memproduksi 2,3 juta ton semen per tahun," ujar Direktur Utama PT Semen Padang, Munadi Arifin di Padang, Senin (26/5/2014).
Menurutunya, ada perbedaan signifikan antara pabrik semen Indarung VI pendahulunya. Di mana, Indarung VI kini dilengkapi dengan peralatan dan mesin-mesin berteknologi terbaru yang diklaim paling maju di Indsutri Semen di Indonesia.
"Mesin dan peralatan dipilih dari vendor-vendor yang teruji dan dikenal baik di dunia seperti Smidth Denmark, Takraf Jerman, Thyssenkrupp Jerman, Claudius Peter Jerman serta beberapa vendor ternama lainnya yang dibagi dalam beberapa paket peralatan," ujar dia.
Pabrik semen ini mampu melakukan penggilingan dengan kapasitas lebih besar dari pabrik terdahulnya dan proses pembakaran lebih efisien, sehingga mampu menghasilkan klinker lebih banyak dibandingkan dengan ke lima pabrik lainnya karena menggunakan teknologi yang maju tersebut.
"Proses penggilingnya lebih besar, proses pembakarannya lebih efektif, jadi produksinya lebih cepat lebih banyak. Sama seperti flasdisk saja ukurannya boleh sama tapi kan kapasitasnya lebih besar," tuturnya.
Sementara, terkait dengan pendanaan, lanjut dia, selain memakain dana sendiri yakni dari kas Semen Indonesia sebagai induknya, juga dari pinjaman bank. "Mengenai pendanaan proyek selain memakai dana sendiri yaitu dari kas induk usaha (PT Semen Indonesia) juga pinjam bank sindikasi melalu Bank Mandiri," ujar dia.
Untuk dapat mendatangkan peralatan-peralatan tersebut, perusahaan telah menyiapkan dana investasi mencapai Rp3,25 triliun yang bersumber dari kombunasi pendanaan internal perusahaan dan pinjaman perbankan.
Ke depan, Munadi berharap dengan berbagai optimalisasi pabrik ini bahkan bisa meningkatkan kapasitas produksinya hingga 3,5 juta ton. "Tapi kita masih hitung bagaimana efisiensinya apakah seimbang antara biaya operasional dengan produksinya," jelasnya.
Untuk dapat melakukan pembangunan pabrik tersebut, dibutuhkan waktu 2,5 tahun. "Masa konstruksi ditargetkan selesai selama 30 bulan sampai mechanincal completion dan ditargetkan seleseai pada kuartal ketiga 2016," pungkas Munadi.
Jika dibandingkan dengan kelima pabrik yang sudah lebih dahulu berdiri, pabrik yang juga merupakan anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) ini, merupakan pabrik yang memiliki kapasitas produksi jauh lebih besar dari pendahulunya, yakni 3,5 juta ton per tahun.
"Jika dibandingkan dengan Indarung II dan III yang masing-masingnya hanya mampu memproduksi 660 ribu ton semen per tahun. Pabrik lainnya yakni Indarung IV hanya mamu memproduksi 1,62 juta ton semen per tahun, sementara Indarung V hanya mampu memproduksi 2,3 juta ton semen per tahun," ujar Direktur Utama PT Semen Padang, Munadi Arifin di Padang, Senin (26/5/2014).
Menurutunya, ada perbedaan signifikan antara pabrik semen Indarung VI pendahulunya. Di mana, Indarung VI kini dilengkapi dengan peralatan dan mesin-mesin berteknologi terbaru yang diklaim paling maju di Indsutri Semen di Indonesia.
"Mesin dan peralatan dipilih dari vendor-vendor yang teruji dan dikenal baik di dunia seperti Smidth Denmark, Takraf Jerman, Thyssenkrupp Jerman, Claudius Peter Jerman serta beberapa vendor ternama lainnya yang dibagi dalam beberapa paket peralatan," ujar dia.
Pabrik semen ini mampu melakukan penggilingan dengan kapasitas lebih besar dari pabrik terdahulnya dan proses pembakaran lebih efisien, sehingga mampu menghasilkan klinker lebih banyak dibandingkan dengan ke lima pabrik lainnya karena menggunakan teknologi yang maju tersebut.
"Proses penggilingnya lebih besar, proses pembakarannya lebih efektif, jadi produksinya lebih cepat lebih banyak. Sama seperti flasdisk saja ukurannya boleh sama tapi kan kapasitasnya lebih besar," tuturnya.
Sementara, terkait dengan pendanaan, lanjut dia, selain memakain dana sendiri yakni dari kas Semen Indonesia sebagai induknya, juga dari pinjaman bank. "Mengenai pendanaan proyek selain memakai dana sendiri yaitu dari kas induk usaha (PT Semen Indonesia) juga pinjam bank sindikasi melalu Bank Mandiri," ujar dia.
Untuk dapat mendatangkan peralatan-peralatan tersebut, perusahaan telah menyiapkan dana investasi mencapai Rp3,25 triliun yang bersumber dari kombunasi pendanaan internal perusahaan dan pinjaman perbankan.
Ke depan, Munadi berharap dengan berbagai optimalisasi pabrik ini bahkan bisa meningkatkan kapasitas produksinya hingga 3,5 juta ton. "Tapi kita masih hitung bagaimana efisiensinya apakah seimbang antara biaya operasional dengan produksinya," jelasnya.
Untuk dapat melakukan pembangunan pabrik tersebut, dibutuhkan waktu 2,5 tahun. "Masa konstruksi ditargetkan selesai selama 30 bulan sampai mechanincal completion dan ditargetkan seleseai pada kuartal ketiga 2016," pungkas Munadi.
(izz)