Harga Minyak di Perdagangan Asia Melemah
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini melemah, namun tetap mempertahankan dukungan atas kekhawatiran krisis di Libya serta prospek positif permintaan di Amerika Serikat (AS).
Indeks acuan AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, pada perdagangan pagi turun 26 sen menjadi USD104,09 per barel. Kemudian, menyusut menjadi USD104,03 per barel pada pukul 14.30 WIB.
Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli, turun 26 sen menjadi USD110,26 per barel. Pada siang, harga anjlok 23 sen menjadi USD109,93 per barel.
United Overseas Bank (UOB) Singapura mengatakan, langkah perdagangan mungkin terbatas dengan pasar keuangan di Amerika Serikat dan Inggris tutup terkait hari libur nasional.
"Kekhawatiran geo-politik di Eropa dan tanda-tanda peningkatan permintaan minyak mentah AS memberi tumpangan terhadap harga," ujar UOB dalam catatannya kepada investor, seperti dilansir dari The News, Senin (26/5/2014).
Pedagang mengamati dengan seksama situasi di Ukraina, di mana Petro Poroshenko pada Minggu waktu setempat mengklaim kemenangan gemilang dalam pemilihan presiden di negara itu.
Pemilihan dipicu setelah mantan pemimpin pro-Rusia Viktor Yanukovych digulingkan pada Februari. Poroshenko segera bersumpah untuk mengakhiri pemberontakan berdarah pro-Rusia di sejumlah wilayah bagian timur.
Washington dan sekutu Eropa mendukung pemerintah Ukraina Barat, dan menuduh Rusia telah mengobarkan kerusuhan di wilayah timur.
Analis menilai, konflik bersenjata full-blown di negara bekas Uni Soviet (saluran utama ekspor gas Rusia ke Eropa) bisa mengganggu pasokan dan membuat harga energi meroket.
Harga juga didukung kekhawatiran gangguan pasokan di Libya, anggota OPEC, di mana eskalasi pelanggaran hukum telah diperburuk perebutan kekuasaan antara politisi dan milisi.
Sentimen optimis atas permintaan di AS setelah stok minyak mentah bullish, yang dilaporkan pekan lalu, juga memberikan dukungan.
Indeks acuan AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, pada perdagangan pagi turun 26 sen menjadi USD104,09 per barel. Kemudian, menyusut menjadi USD104,03 per barel pada pukul 14.30 WIB.
Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli, turun 26 sen menjadi USD110,26 per barel. Pada siang, harga anjlok 23 sen menjadi USD109,93 per barel.
United Overseas Bank (UOB) Singapura mengatakan, langkah perdagangan mungkin terbatas dengan pasar keuangan di Amerika Serikat dan Inggris tutup terkait hari libur nasional.
"Kekhawatiran geo-politik di Eropa dan tanda-tanda peningkatan permintaan minyak mentah AS memberi tumpangan terhadap harga," ujar UOB dalam catatannya kepada investor, seperti dilansir dari The News, Senin (26/5/2014).
Pedagang mengamati dengan seksama situasi di Ukraina, di mana Petro Poroshenko pada Minggu waktu setempat mengklaim kemenangan gemilang dalam pemilihan presiden di negara itu.
Pemilihan dipicu setelah mantan pemimpin pro-Rusia Viktor Yanukovych digulingkan pada Februari. Poroshenko segera bersumpah untuk mengakhiri pemberontakan berdarah pro-Rusia di sejumlah wilayah bagian timur.
Washington dan sekutu Eropa mendukung pemerintah Ukraina Barat, dan menuduh Rusia telah mengobarkan kerusuhan di wilayah timur.
Analis menilai, konflik bersenjata full-blown di negara bekas Uni Soviet (saluran utama ekspor gas Rusia ke Eropa) bisa mengganggu pasokan dan membuat harga energi meroket.
Harga juga didukung kekhawatiran gangguan pasokan di Libya, anggota OPEC, di mana eskalasi pelanggaran hukum telah diperburuk perebutan kekuasaan antara politisi dan milisi.
Sentimen optimis atas permintaan di AS setelah stok minyak mentah bullish, yang dilaporkan pekan lalu, juga memberikan dukungan.
(dmd)