Distribusi Terhambat, Antrean di SPBU Manado Mengular
A
A
A
MANADO - Memasuki hari kelima, kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) terjadi di Sulawesi Utara (Sulut), khususnya di wilayah Minahasa Selatan (Minsel), Bolmong, Tondano dan beberapa kabupaten kota lainnya.
Akibatnya, antrean panjang BBM bermuara di beberapa Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) di Kota Manado. Seperti, yang terjadi di SPBU Boulevard, antrean sepanjang 200 meter, SPBU Sario hingga depan Apotik Kimia Farma atau 300 meter serta beberapa SPBU lainnya antrean mengular ratusan meter.
Rudi, salah satu sopir jurusan Pasar 45-Malalayang mengaku, sudah seminggu antre setiap hari. "Hari ini paling parah, saya sudah 30 menit mengantre. Pendapatan pun berkurang, kami berharap pemerintah dan pihak Pertamina mencarikan solusi," harap Rudi diiyakan sopir lainnya saat ditemui wartawan di SPBU Boulevard, Selasa (27/5/2014).
Supervisor SPBU Boulevard Falen Tumbelaka mengatakan, realisasi BBM tetap terkendali. Stok lumayan banyak, per hari masuk 32 kiloliter (kl) dan disalurkan sesuai dengan kondisi permintaan kendaraan hingga pukul 24.00 Wita.
"Pasokan dari mobil tangki memang terkadang terlambat masuk, tapi tak mempengaruhi persediaan BBM sebab stok cukup stabil," jelas Tumbelaka.
Menyikapi terjadinya kelangkaan BBM di wilayah Minahasa, Tomohon, Mitra, Minsel dan Bolmong Raya selama beberapa hari terakhir ini, Pemrov Sulut kebakaran jenggot dan langsung mengadakan rapat marathon kepada sejumlah instansi terkait, Senin, kemarin.
Wakil Gubernur Sulut Djouhari Kansil mengatakan, provinsi akan menyurati Kementerian PU agar dua jembatan Tinoor, tahun ini sudah bisa dibangun kembali, mengingat jalur transportasi tersebut sangat penting.
"Diharapkan juga SPBU di Manado jangan bertindak spekulatif karena stok BBM di Pertamina mencukupi. Aparat keamanan juga harus membantu distribusi BBM sehingga semuanya berjalan lancar," ujar Kansil.
Kepala Balai dan Jembatan Sulut mengatakan, sementara dilakukan perbaikan pada jembatan di Desa Matani dan kapasitas jembatan Bailey hanya sekitar 5 ton, sehingga tidak bisa dilewati oleh mobil tangki Pertamina yang berkapasitas di atas 20 ton.
"Hal ini mengakibatkan kelangkaan BBM di daerah-daerah yang distribusi BBM-nya melalui jalur tersebut," jelas Wenur.
Dalam pertemuan tersebut diperoleh solusi, distribusi BBM wilayah Minahasa, Tomohon dan Minahasa Tenggara melalui jalan Tanggari, di mana kendaraan yang akan melewati jalan Tanggari tersebut akan diberikan rekomendasi oleh Dinas Perhubungan Sulut.
Selanjutnya distribusi BBM wilayah Minsel dan Bolmong Raya akan melalui Jembatan Matani dengan ketentuan pihak Balai Jalan dan Jembatan akan melakukan penguatan terhadap jembatan Bailey di Matani agar mampu dilewati oleh kendaraan dengan kapasitas 20 ton dan Pertamina akan menyesuaikan kapasitas kendaraannya agar tidak melebihi 20 ton.
Akibatnya, antrean panjang BBM bermuara di beberapa Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) di Kota Manado. Seperti, yang terjadi di SPBU Boulevard, antrean sepanjang 200 meter, SPBU Sario hingga depan Apotik Kimia Farma atau 300 meter serta beberapa SPBU lainnya antrean mengular ratusan meter.
Rudi, salah satu sopir jurusan Pasar 45-Malalayang mengaku, sudah seminggu antre setiap hari. "Hari ini paling parah, saya sudah 30 menit mengantre. Pendapatan pun berkurang, kami berharap pemerintah dan pihak Pertamina mencarikan solusi," harap Rudi diiyakan sopir lainnya saat ditemui wartawan di SPBU Boulevard, Selasa (27/5/2014).
Supervisor SPBU Boulevard Falen Tumbelaka mengatakan, realisasi BBM tetap terkendali. Stok lumayan banyak, per hari masuk 32 kiloliter (kl) dan disalurkan sesuai dengan kondisi permintaan kendaraan hingga pukul 24.00 Wita.
"Pasokan dari mobil tangki memang terkadang terlambat masuk, tapi tak mempengaruhi persediaan BBM sebab stok cukup stabil," jelas Tumbelaka.
Menyikapi terjadinya kelangkaan BBM di wilayah Minahasa, Tomohon, Mitra, Minsel dan Bolmong Raya selama beberapa hari terakhir ini, Pemrov Sulut kebakaran jenggot dan langsung mengadakan rapat marathon kepada sejumlah instansi terkait, Senin, kemarin.
Wakil Gubernur Sulut Djouhari Kansil mengatakan, provinsi akan menyurati Kementerian PU agar dua jembatan Tinoor, tahun ini sudah bisa dibangun kembali, mengingat jalur transportasi tersebut sangat penting.
"Diharapkan juga SPBU di Manado jangan bertindak spekulatif karena stok BBM di Pertamina mencukupi. Aparat keamanan juga harus membantu distribusi BBM sehingga semuanya berjalan lancar," ujar Kansil.
Kepala Balai dan Jembatan Sulut mengatakan, sementara dilakukan perbaikan pada jembatan di Desa Matani dan kapasitas jembatan Bailey hanya sekitar 5 ton, sehingga tidak bisa dilewati oleh mobil tangki Pertamina yang berkapasitas di atas 20 ton.
"Hal ini mengakibatkan kelangkaan BBM di daerah-daerah yang distribusi BBM-nya melalui jalur tersebut," jelas Wenur.
Dalam pertemuan tersebut diperoleh solusi, distribusi BBM wilayah Minahasa, Tomohon dan Minahasa Tenggara melalui jalan Tanggari, di mana kendaraan yang akan melewati jalan Tanggari tersebut akan diberikan rekomendasi oleh Dinas Perhubungan Sulut.
Selanjutnya distribusi BBM wilayah Minsel dan Bolmong Raya akan melalui Jembatan Matani dengan ketentuan pihak Balai Jalan dan Jembatan akan melakukan penguatan terhadap jembatan Bailey di Matani agar mampu dilewati oleh kendaraan dengan kapasitas 20 ton dan Pertamina akan menyesuaikan kapasitas kendaraannya agar tidak melebihi 20 ton.
(rna)