Wisata Syariah Berpotensi Jadi Tren Masa Depan
A
A
A
JAKARTA - Global Head of Islamic Capital Markets Thomson Reuters Sayd Farook mengatakan, wisata syariah dapat berkembang dan meluas melebihi komunitas lain di luar komunitas Islam, seiring dengan bertambahnya populasi muslim di dunia.
Menurutnya, definisi yang ditetapkan untuk ekonomi syariah selalu dipengaruhi semua sektor bernilai Islami.
"Kenyataannya, ketika kita melihat definisi syariah dari standar yang ditetapkan untuk ekonomi syariah dengan semua sektor terpengaruh oleh nilai Islami. Sektor tersebut dipengruhi keputusan yang diambil muslim," ujar dia dalam acara The 1st OIC International Forum on Islamic Tourism di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (2/6/2014).
Dia mencontohkan, di sektor makanan dan minuman halal, dilaporkan bahwa total pengeluaran muslim dunia untuk keperluan makanan dan minuman halal sebesar USD1.088 miliar atau sebesar 16,6% dari pengeluaran makan dan minum penduduk dunia.
"Sektor ini secara struktural dipengaruhi nilai Islam. Ini ada kebutuhan retail, orang yang ada yang memilih gaya hidup Islami, dan ini tidak boleh diremehkan," imbuhnya.
Saat ini, 1,6 miliar penduduk muslim di dunia akan bertambah dua kali lipat. Hal ini, menurutnya menjadi populasi yang harus diperhatikan. Karena, mereka akan lebih sensitif dengan agama yang mereka anut.
"Artinya anak-anak sekarang akan jadi konsumen akan datang. Mereka mempertimbangkan nilai agama mereka. Ini fakta menarik. Jadi dulu belum pernah dipikirkan, sekarang menjadi fakta yang mencengangkan," pungkas dia.
Menurutnya, definisi yang ditetapkan untuk ekonomi syariah selalu dipengaruhi semua sektor bernilai Islami.
"Kenyataannya, ketika kita melihat definisi syariah dari standar yang ditetapkan untuk ekonomi syariah dengan semua sektor terpengaruh oleh nilai Islami. Sektor tersebut dipengruhi keputusan yang diambil muslim," ujar dia dalam acara The 1st OIC International Forum on Islamic Tourism di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (2/6/2014).
Dia mencontohkan, di sektor makanan dan minuman halal, dilaporkan bahwa total pengeluaran muslim dunia untuk keperluan makanan dan minuman halal sebesar USD1.088 miliar atau sebesar 16,6% dari pengeluaran makan dan minum penduduk dunia.
"Sektor ini secara struktural dipengaruhi nilai Islam. Ini ada kebutuhan retail, orang yang ada yang memilih gaya hidup Islami, dan ini tidak boleh diremehkan," imbuhnya.
Saat ini, 1,6 miliar penduduk muslim di dunia akan bertambah dua kali lipat. Hal ini, menurutnya menjadi populasi yang harus diperhatikan. Karena, mereka akan lebih sensitif dengan agama yang mereka anut.
"Artinya anak-anak sekarang akan jadi konsumen akan datang. Mereka mempertimbangkan nilai agama mereka. Ini fakta menarik. Jadi dulu belum pernah dipikirkan, sekarang menjadi fakta yang mencengangkan," pungkas dia.
(izz)