Kadin Optimistis Jumlah Wirausaha Baru Meningkat
A
A
A
JAKARTA - Proporsi wirausaha Indonesia masih sangat rendah, dengan presentasi 0,24% dari populasi penduduk atau sekitar 500 ribu orang. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menilai, angka ini masih sangat kurang untuk mendukung akselerasi pembangunan ekonomi.
Wakil Ketua Umum Kadin bidang CSR Suryani Motik mengatakan, sedikitnya dibutuhkan 2% atau 4,8 juta wirausaha dari populasi penduduk Indonesia. Hal itu sebagaimana prasyarat suksesnya pembangunan ekonomi suatu negara.
Kendati demikian, dirinya optimistis bahwa angka itu bisa tercapai jika didukung peran serta beberapa pihak. Menurut Suryani, optimisme dan upaya untuk mewujudkan wirausaha baru memerlukan sinergisme dan kerja sama baik antara stakeholders terkait, tak terkecuali perguruan tinggi.
"Pelaku di sektor swasta perlu mencari jalan terbaik untuk mengintegrasikan seluruh kegiatannya dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas kewirausahaan," kata Suryani di Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Dia menuturkan, untuk beberapa program CSR berbasis kewirausahaan sudah berjalan baik, misalnya kerja sama perusahaan perbankan dengan calon wirausahawan baru atau perusahaan besar dengan para usaha kecil dan menengah (UKM) binaannya.
"Kita harapkan model yang seperti ini bisa terus dikembangkan," ujar Suryani.
Sementara pertanggungjawaban sektor swasta tidak dapat dipisahkan dari seluruh komponen terkait dengan kegiatannya. Sejak lebih dari setengah abad lalu, pihak swasta, khususnya pelaku berskala besar, baik melalui dorongan luar maupun kesadaran sendiri telah melakukan tanggungjawab sosial atau corporate social resposibility (CSR).
"Pada bulan November 2010 setelah melalui proses yang panjang, lebih dari 90 negara melalui badan International Standart Organization mengeluarkan ISO 26000 tentang tanggungjawab sosial," ujarnya.
Standar yang telah diadopsi sebagai SNI-ISO 26000 oleh badan standarisasi nasional tersebut dinilai Kadin merupakan sebuah terobosan besar yang dapat menyatukan berbagai kepentingan untuk tujuan sama, yakni membangun sebuah keberlanjutan untuk perusahaan maupun masyarakat.
"Peran sektor swasta dalam mempercepat pengentasan kemiskinan dengan membantu menciptakan lapangan pekerjaan bagi sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia. Melalui program CSR kewirausahaan diharapkan perekonomian nasional dapat terdongkrak," harap dia.
Wakil Ketua Umum Kadin bidang CSR Suryani Motik mengatakan, sedikitnya dibutuhkan 2% atau 4,8 juta wirausaha dari populasi penduduk Indonesia. Hal itu sebagaimana prasyarat suksesnya pembangunan ekonomi suatu negara.
Kendati demikian, dirinya optimistis bahwa angka itu bisa tercapai jika didukung peran serta beberapa pihak. Menurut Suryani, optimisme dan upaya untuk mewujudkan wirausaha baru memerlukan sinergisme dan kerja sama baik antara stakeholders terkait, tak terkecuali perguruan tinggi.
"Pelaku di sektor swasta perlu mencari jalan terbaik untuk mengintegrasikan seluruh kegiatannya dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas kewirausahaan," kata Suryani di Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Dia menuturkan, untuk beberapa program CSR berbasis kewirausahaan sudah berjalan baik, misalnya kerja sama perusahaan perbankan dengan calon wirausahawan baru atau perusahaan besar dengan para usaha kecil dan menengah (UKM) binaannya.
"Kita harapkan model yang seperti ini bisa terus dikembangkan," ujar Suryani.
Sementara pertanggungjawaban sektor swasta tidak dapat dipisahkan dari seluruh komponen terkait dengan kegiatannya. Sejak lebih dari setengah abad lalu, pihak swasta, khususnya pelaku berskala besar, baik melalui dorongan luar maupun kesadaran sendiri telah melakukan tanggungjawab sosial atau corporate social resposibility (CSR).
"Pada bulan November 2010 setelah melalui proses yang panjang, lebih dari 90 negara melalui badan International Standart Organization mengeluarkan ISO 26000 tentang tanggungjawab sosial," ujarnya.
Standar yang telah diadopsi sebagai SNI-ISO 26000 oleh badan standarisasi nasional tersebut dinilai Kadin merupakan sebuah terobosan besar yang dapat menyatukan berbagai kepentingan untuk tujuan sama, yakni membangun sebuah keberlanjutan untuk perusahaan maupun masyarakat.
"Peran sektor swasta dalam mempercepat pengentasan kemiskinan dengan membantu menciptakan lapangan pekerjaan bagi sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia. Melalui program CSR kewirausahaan diharapkan perekonomian nasional dapat terdongkrak," harap dia.
(rna)