Boediono: EBTKE Jaminan RI Mandiri Energi
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Boediono mengatakan, energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) merupakan satu-satu jaminan bagi Indonesia untuk mandiri dalam kebutuhan energi.
Apalagi, kata dia, energi minyak bumi mengalami penurunan kapasitas termasuk gas bumi. Batu bara dan gas juga akan habis karena yang tersedia dalam perut bumi terbatas.
Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik juga masih mengandalkan energi fosil yang disubsidi pemerintah.
Karena itu, pemerintah sekarang ini tengah melakukan upaya percepatan pengembangan EBTKE. Kapasitas panas bumi (geothermal) Indonesia, dikatakannya sebesar 30.000 megawatt (mw) dan merupakan salah satu terbesar di dunia.
"Pemerintah mendorong upaya untuk kembangkan EBTKE," ujarnya dalam acara The 3rd Indonesia EBTKE-ConEX 2014 & Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition 2014, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (4/6/2014).
Salah satu cara pemerintah adalah dengan mempercepat pembangunan proyek pembangkit tenaga panas bumi (PLTP) di Patuha, Bandung, Jawa Barat yang direncanakan akan beroperasi tahun ini dengan kapasitas 55 mw.
"Walapun banyak tantangan, pembangunan panas bumi dapat kita lakukan," kata Boediono.
Selain itu, lanjut dia, proyek PTPU Sarulla di Sumatera Utara juga mulai dibangun tahun ini, dengan kapasitas 3x10.000 mw. Proyek ini diproyeksikan bisa menghemat subsidi hingga USD1 juta per hari, serta mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 1,5 juta ton per tahun.
Selain itu, pemerintah juga memanfaatkan waduk sebagai pembangkit listrik tenaga air. Sehingga pembangkit listrik negara (PLN) dapat menghasilkan tambahan energi listirk yang ada secara lestari.
"Saya kira kalau ini bisa tuntas, dapat percepat pengembangan energi panas bumi dan subsidi yang harus kita tanggung," pungkasnya.
Apalagi, kata dia, energi minyak bumi mengalami penurunan kapasitas termasuk gas bumi. Batu bara dan gas juga akan habis karena yang tersedia dalam perut bumi terbatas.
Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik juga masih mengandalkan energi fosil yang disubsidi pemerintah.
Karena itu, pemerintah sekarang ini tengah melakukan upaya percepatan pengembangan EBTKE. Kapasitas panas bumi (geothermal) Indonesia, dikatakannya sebesar 30.000 megawatt (mw) dan merupakan salah satu terbesar di dunia.
"Pemerintah mendorong upaya untuk kembangkan EBTKE," ujarnya dalam acara The 3rd Indonesia EBTKE-ConEX 2014 & Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition 2014, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (4/6/2014).
Salah satu cara pemerintah adalah dengan mempercepat pembangunan proyek pembangkit tenaga panas bumi (PLTP) di Patuha, Bandung, Jawa Barat yang direncanakan akan beroperasi tahun ini dengan kapasitas 55 mw.
"Walapun banyak tantangan, pembangunan panas bumi dapat kita lakukan," kata Boediono.
Selain itu, lanjut dia, proyek PTPU Sarulla di Sumatera Utara juga mulai dibangun tahun ini, dengan kapasitas 3x10.000 mw. Proyek ini diproyeksikan bisa menghemat subsidi hingga USD1 juta per hari, serta mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 1,5 juta ton per tahun.
Selain itu, pemerintah juga memanfaatkan waduk sebagai pembangkit listrik tenaga air. Sehingga pembangkit listrik negara (PLN) dapat menghasilkan tambahan energi listirk yang ada secara lestari.
"Saya kira kalau ini bisa tuntas, dapat percepat pengembangan energi panas bumi dan subsidi yang harus kita tanggung," pungkasnya.
(izz)