Demi Menghemat Anggaran, Elpiji 3 Kg Diusulkan Naik

Rabu, 11 Juni 2014 - 12:59 WIB
Demi Menghemat Anggaran, Elpiji 3 Kg Diusulkan Naik
Demi Menghemat Anggaran, Elpiji 3 Kg Diusulkan Naik
A A A
JAKARTA - Pusat Studi Kebijakan Publik meminta pemerintah menaikkan harga elpji subsidi 3 kilogram (kg) guna menghemat belanja subsidi energi di dalam negeri.

Direktur Puskepi Sofyano Zakaria mengatakan pemerintah telah "meninabobokan" masyarakat dengan subsidi elpiji 3 kg. Sejak 2007 diluncurkan, pemerintah telah memberikan subsidi elpiji 3 kg selama tujuh tahun dengan harga jual tetap.

"Kita tahu bahwa harga elpiji 3 kg sejak diluncurkan 2007 sampai saat ini sudah lebih dari tujuh tahun masih tetap, tidak pernah naik. Bandingkan dengan harga listrik ataupun kebutuhan lain yang langsung untuk rumah tangga tujuh tahun lalu seperti apa?" kata Sofyano di Jakarta, Rabu (11/6/2014).

Meski bukan kebijakan populis, dia menuturkan, kenyataannya memang diperlukan kenaikan harga elpiji subsidi tersebut karena sewaktu-waktu harga elpiji internasional bisa saja mengalami kenaikan di tengah bergantungnya Indonesia terhadap impor elpiji.

"Jika pemerintah menaikan harga jual elpiji 3 kg sebesar Rp1.000 per kg saja, maka kebijakan ini sudah membantu negara mengurangi subsidi sebesar Rp5 triliun per tahun. Itu angka yang cukup besar," katanya.

Terkait isu kelangkaan elpiji 3 kg di masyarakat, Sofyano meminta pemerintah turut menelusuri. Pasalnya, PT Pertamina (Persero) sebagai penyedia dan penyalur elpiji 3 kg telah memberikan pasokan sesuai kebutuhan dan mandat pemerintah.

Kendati demikian, Sofyano tidak menampik distribusi elpiji 3 kg ke seluruh pelosok Tanah Air bukanlah pekerjaan mudah karena menyangkut rantai distribusi dari pangkalan, agen hingga pengecer.

"Penggunaan elpiji 3 kg belum mencerminkan pengguna sebenarnya. Nelayan saja sudah memakai elpiji 3 kg bagi bahan bakar kapalnya wajar saja kebutuhan elpiji makin lama meningkat. Pemerintah harus bisa tentukan kuota elpiji sebaik mungkin, sehingga pasokan dan permintaan tetap terjaga," ujar dia.

Indikasi pengoplosan elpiji 3 kg ke 12 kg, menurut Sofyano, belum bisa dibuktikan. Ini terlihat dari relatif stablinya volume penjualan elpiji non subsidi 12 kg.

"Memang bisa saja ada oplosan dan harus dibutktikan secara hukum. Tapi jika memang terjadi seharusnya volume penjualan elpiji nonsubsidi 12 kg akan turun drastis. Selama ini masih relatif stabil," ucapnya.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6307 seconds (0.1#10.140)