Produsen Mamin Tingkatkan Produksi Tiga Kali Lipat
A
A
A
JAKARTA - Jelang masuknya Ramadan, para produsen makanan dan minuman telah menambah jumlah produksi hingga tiga kali lipat dari produksi normal.
"Produksi ditingkatkan, bahkan beberapa jenis produk makanan dan minuman yang dipakai untuk buka puasa, sudah meningkatkan 2-3 kali dari yang normal," ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman di Kantor Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Jakarta, Kamis (12/6/2014).
Namun, Adhi melihat sejauh ini permintaan makanan dan minuman saat Ramadan tidak akan sebesar seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena produk makanan dan minuman terbagi juga untuk kebutuhan pemilu.
"Kita banyak fokusnya ke pemilu. Jadi geregetnya tidak seperti tahun-tahun yang dimana permintaan itu meningkatkan untuk persediaan di toko," ujarnya.
Meski demikian, Lukman tetapi yakin saat Ramadan tahun ini akan terjadi lonjakan permintaan sekitar 1,5-2 kali lipat jika dibandingkan bulan-bulan biasa dengan nilai transaksi penjualan makanan dan minuman hingga Rp120 triliun.
"Jika melihat dari tahun-tahun sebelumnya, ada lonjakan 1,5-2 kali lipat. Misalnya pada saat normal itu Rp60 triliun, kalau dua kali berarti bisa Rp120 triliun," katanya.
Lukman juga menyatakan baru bisa memberikan data lonjakan permintaan makanan dan minuman sekitar 2-3 pekan ke depan.
"Kalau permintaan produknya hampir semua merata. Tapi terutama produk yang manis-manis yang banyak diminati. Ini belum kelihatan, persentase masih kita amati. Nanti 2-3 pekan lagi baru kelihatan berapa peningkatannya," kata dia.
"Produksi ditingkatkan, bahkan beberapa jenis produk makanan dan minuman yang dipakai untuk buka puasa, sudah meningkatkan 2-3 kali dari yang normal," ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman di Kantor Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Jakarta, Kamis (12/6/2014).
Namun, Adhi melihat sejauh ini permintaan makanan dan minuman saat Ramadan tidak akan sebesar seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena produk makanan dan minuman terbagi juga untuk kebutuhan pemilu.
"Kita banyak fokusnya ke pemilu. Jadi geregetnya tidak seperti tahun-tahun yang dimana permintaan itu meningkatkan untuk persediaan di toko," ujarnya.
Meski demikian, Lukman tetapi yakin saat Ramadan tahun ini akan terjadi lonjakan permintaan sekitar 1,5-2 kali lipat jika dibandingkan bulan-bulan biasa dengan nilai transaksi penjualan makanan dan minuman hingga Rp120 triliun.
"Jika melihat dari tahun-tahun sebelumnya, ada lonjakan 1,5-2 kali lipat. Misalnya pada saat normal itu Rp60 triliun, kalau dua kali berarti bisa Rp120 triliun," katanya.
Lukman juga menyatakan baru bisa memberikan data lonjakan permintaan makanan dan minuman sekitar 2-3 pekan ke depan.
"Kalau permintaan produknya hampir semua merata. Tapi terutama produk yang manis-manis yang banyak diminati. Ini belum kelihatan, persentase masih kita amati. Nanti 2-3 pekan lagi baru kelihatan berapa peningkatannya," kata dia.
(izz)