Mentan Dorong Penerapan SNI pada Kakao
Mentan Dorong Penerapan SNI pada Kakao
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mendorong penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk kakao. Hal ini dalam rangka meningkatkan kualitas petani dan produk kakao agar berdaya saing.
"Kita menginginkan supaya petani punya tanggung jawab dalam menciptakan kualitas yang baik. Kita ingin mendorong supaya petani ada standardisasi yang harus mereka capai. Karena dengan adanya standarisasi itu ada apresiasi di harga," ujar dia di Gedung Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Jumat (13/6/2014).
Salah satunya, lanjut dia, dengan melakukan fermentasi terhadap Kakao agar memiliki nilai tambah. Dengan demikian, akan ada keuntungan dan peningkatan harga juga untuk petani.
Terlebih sebentar lagi Indonesia akan menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) yang menuntut produk dalam negeri mampu berdaya saing.
"Kalau itu terjadi sementara produk kita tidak memiliki sertifikasi dan standar nanti malah produk kita tidak bisa bersaing," tuturnya.
Terpenting, kata Suswono, melatih para petani agar memiliki standar yang diinginkan konsumen, terutama terkait keterampilan para petani tersebut.
"Kedua, tentu ada harga semacam premium sehingga dia bisa mendapat insentif harga. Jadi dengan standar yang sudah baku tentu dia akan mendapatkan tambahan nilai yang tentu lebih baik," pungkasnya.
"Kita menginginkan supaya petani punya tanggung jawab dalam menciptakan kualitas yang baik. Kita ingin mendorong supaya petani ada standardisasi yang harus mereka capai. Karena dengan adanya standarisasi itu ada apresiasi di harga," ujar dia di Gedung Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Jumat (13/6/2014).
Salah satunya, lanjut dia, dengan melakukan fermentasi terhadap Kakao agar memiliki nilai tambah. Dengan demikian, akan ada keuntungan dan peningkatan harga juga untuk petani.
Terlebih sebentar lagi Indonesia akan menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) yang menuntut produk dalam negeri mampu berdaya saing.
"Kalau itu terjadi sementara produk kita tidak memiliki sertifikasi dan standar nanti malah produk kita tidak bisa bersaing," tuturnya.
Terpenting, kata Suswono, melatih para petani agar memiliki standar yang diinginkan konsumen, terutama terkait keterampilan para petani tersebut.
"Kedua, tentu ada harga semacam premium sehingga dia bisa mendapat insentif harga. Jadi dengan standar yang sudah baku tentu dia akan mendapatkan tambahan nilai yang tentu lebih baik," pungkasnya.
(izz)
Explore More