Kenaikan Harga Minyak Dunia Pengaruhi Konsumsi Gas PLN
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menyatakan kenaikan harga minyak dunia berperngaruh signifikan terhadap konsumsi gas pembangkit listrik PT PLN (persero) sehingga berdampak pada naiknya Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman menuturkan, kendati perseroan sudah melakukan aksi nyata terhadap pengurangan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) pembangkit namun tetap berpengaruh terhadap keuangan PLN. Hal itu karena kenaikan harga minyak berdampak pada kenaikan harga gas.
"Itu problem utamanya, karena harga gas dikaitlan dengan ICP (Indonesian Crude Price) jadi harga gasnya ikut naik," kata dia, saat dijumpai di Ditjen Kelistrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (18/6/2014).
Dia mencontohkan untuk gas yang dihasilkan dari FSRU Jabar untuk membangkitkan pembangkit listrik di Muara Karang memakai fomula 11% dari ICP. Kemudian, lanjut Jarman, jika ICP ditambah dengan pelemahan kurs rupiah maka akan berdampak pada naiknya subsidi listrik.
"Kalau ICP naik, kurs dolar naik terpengaruh (terhadap subsidi). ICP USD105 kurs Rp11.600 kalau berubah 100 rupiah melemah nambah subsidi Rp1,1 triliun," katanya.
Terkait konsumsi BBM pembangkit listrik PLN tahun ini ditargetkan sebesar 6,5 juta kiloliter atau 9,7% dari energi mix. "Kita lihat, contoh realisasi 2011 itu masih 11,2 juta kl atau 23%. 2012 turun jadi 14,97%, itu jadi 8,2 juta kl, 2013 turun lagi jadi 12,5% atau 7,4 kL," pungkasnya.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman menuturkan, kendati perseroan sudah melakukan aksi nyata terhadap pengurangan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) pembangkit namun tetap berpengaruh terhadap keuangan PLN. Hal itu karena kenaikan harga minyak berdampak pada kenaikan harga gas.
"Itu problem utamanya, karena harga gas dikaitlan dengan ICP (Indonesian Crude Price) jadi harga gasnya ikut naik," kata dia, saat dijumpai di Ditjen Kelistrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (18/6/2014).
Dia mencontohkan untuk gas yang dihasilkan dari FSRU Jabar untuk membangkitkan pembangkit listrik di Muara Karang memakai fomula 11% dari ICP. Kemudian, lanjut Jarman, jika ICP ditambah dengan pelemahan kurs rupiah maka akan berdampak pada naiknya subsidi listrik.
"Kalau ICP naik, kurs dolar naik terpengaruh (terhadap subsidi). ICP USD105 kurs Rp11.600 kalau berubah 100 rupiah melemah nambah subsidi Rp1,1 triliun," katanya.
Terkait konsumsi BBM pembangkit listrik PLN tahun ini ditargetkan sebesar 6,5 juta kiloliter atau 9,7% dari energi mix. "Kita lihat, contoh realisasi 2011 itu masih 11,2 juta kl atau 23%. 2012 turun jadi 14,97%, itu jadi 8,2 juta kl, 2013 turun lagi jadi 12,5% atau 7,4 kL," pungkasnya.
(gpr)