Harga Minyak WTI Memanas

Kamis, 19 Juni 2014 - 10:13 WIB
Harga Minyak WTI Memanas
Harga Minyak WTI Memanas
A A A
MELBOURNE - Minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) memanas akibat laporan pemerintah yang menunjukkan menyusutnya stok minyak mentah di Amerika Serikat (AS) dan terimbas ketegangan di Irak. Sementara harga minyak brent stabil.

Kontrak berjangka di New York naik 0,3%. Data Energy Information Administration (EIA) menyebutkan persediaan minyak mentah mengalami penurunan sebesar 579 ribu barel pada pekan lalu. Pasukan militan yang ingin menguasasi kilang minyak terbesar di Irak, Baiji dihadang militer Irak.

"Pasar minyak mentah memberitahu kita pentingnya Irak. Kekhawatiran yang meningkat menyebabkan harga minyak naik. Data EIA sejalan dengan apa yang kita perkirakan tahun ini," kata kepala Investasi Ayers Alliance Securities Jonathan Barratt seperti dilansir Bloomberg, Kamis (19/6/2014).

Dia memprediksi, investor akan menjual kontrak WTI jika harga naik ke level USD107,50 per barel. Adapun, WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Juli naik sebanyak 31 sen menjadi USD106,28 per barel dan berada di USD106,23 pada pukul 10.56 siang waktu Sydney.

Kontrak berjangka turun 39 sen menjadi USD105,97 kemarin dan merupakan penutupan terendah sejak 11 Juni 2014. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 30% di bawah rata-rata 100 hari. Harga telah meningkat 7,9% sepanjang tahun ini.

Sementara minyak brent di London berbasis Futures Europe untuk pengiriman Agustus naik 3 sen menjadi USD114,29 per barel. Selisih minyak mentah patokan Eropa terhadap WTI sebesar USD8,40 untuk bulan yang sama.

Meningkatnya ketegangan di Irak menyebabkan Exxon Mobil Corp dan BP Plc mengevakuasi karyawannya dari negara produsen minyak tersebut. Militan dari kelompok al-Qaeda melanjutkan serangan menuju Baghdad. Pemberontak telah menguasai sebagian besar wilayah utara Irak. Sementara kekerasan belum menyentuh bagian selatan negara itu, lokasi produksi minyak mentah terbesar Irak.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3972 seconds (0.1#10.140)