Jelang MEA Pelaku UMKM di Asia Cemas
A
A
A
DENPASAR - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015 harus siap bersaing. Tidak hanya para pelaku UMKM di Indonesia saja, tapi semua pelaku usaha di Asia saat ini sedang cemas.
Deputi Pembiyaaan Kementerian Koperasi dan UMKM Chairul Djamhari mengatakan, saat ini di semua negara Asia para pelaku UMKM saat ini berharap cemas. Apabila MEA sudah berlaku produk dari luar negara akan menyerbu Indonesia dan sebaliknya.
"Kami sudah bertanya kepada para pelaku UMKM baik dalam negeri maupun luar negeri, dan mereka menjawab senang adanya MEA tapi mereka juga cemas. Mereka juga berharap baik adanya MEA itu sendiri," ungkapnya usai membuka temu mitra LPDB, di Sanur Paradise, Sanur, Denpasar, Kamis (19/6/2014).
Chairul melanjutkan, yang perlu ditingkatkan dalam menghadapi MEA yaitu dari segi Sumber Daya Manusia (SDM), seperti halnya tingkatkan kemampuan keterampilan negosiasi, bahasa inggris, jaringan bisnis diperkuat lagi.
"Para UKM pada harus bisa memanfaatkan keadaan yang tersedia, baik dari pemerintah maupun swasta, karenanya ini multi sektoral," ujarnya.
Kiat tunggal untuk mengahadapi MEA sendiri, Chairul menyatakan, tidak ada kiat khusus untuk bersaing di pasar bebas.
Saat ini dari Kementrian Koperasi dan UMKM tengah mengkonsentrasikan sektor yang dipersiapkan untuk menghaadapi MEA seperti sektor keuangan, dan sektor handycraf. "Sektor kerajinan juga menjadi salah satu produk unggulan yang mampu bersaing pada MEA nanti," ucapnya.
Deputi Pembiyaaan Kementerian Koperasi dan UMKM Chairul Djamhari mengatakan, saat ini di semua negara Asia para pelaku UMKM saat ini berharap cemas. Apabila MEA sudah berlaku produk dari luar negara akan menyerbu Indonesia dan sebaliknya.
"Kami sudah bertanya kepada para pelaku UMKM baik dalam negeri maupun luar negeri, dan mereka menjawab senang adanya MEA tapi mereka juga cemas. Mereka juga berharap baik adanya MEA itu sendiri," ungkapnya usai membuka temu mitra LPDB, di Sanur Paradise, Sanur, Denpasar, Kamis (19/6/2014).
Chairul melanjutkan, yang perlu ditingkatkan dalam menghadapi MEA yaitu dari segi Sumber Daya Manusia (SDM), seperti halnya tingkatkan kemampuan keterampilan negosiasi, bahasa inggris, jaringan bisnis diperkuat lagi.
"Para UKM pada harus bisa memanfaatkan keadaan yang tersedia, baik dari pemerintah maupun swasta, karenanya ini multi sektoral," ujarnya.
Kiat tunggal untuk mengahadapi MEA sendiri, Chairul menyatakan, tidak ada kiat khusus untuk bersaing di pasar bebas.
Saat ini dari Kementrian Koperasi dan UMKM tengah mengkonsentrasikan sektor yang dipersiapkan untuk menghaadapi MEA seperti sektor keuangan, dan sektor handycraf. "Sektor kerajinan juga menjadi salah satu produk unggulan yang mampu bersaing pada MEA nanti," ucapnya.
(gpr)