Jokowi-JK Akan Genjot Pemanfaatan Gas Domestik
A
A
A
JAKARTA - Tim Sukses calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kala (JK) menyatakan bahwa dalam visi misinya Jokowi-JK akan memaksimalkan energi murah dan ramah lingkungan.
Tim Sukses Jokowi JK, Darmawan Prasodjo mengatakan, pasangan capres dan cawapres Jokowi-JK berjanji akan memaksimalkan pembangunan infrastruktur gas di Indonesia. Pasalnya, infratruktur penting dimaksimalkan agar ekspor gas ke depan dapat terus diminimalisir untuk memenuhi kebutuhan domestik.
"Infrastruktur gas merupakan harga mati. Jika Indonesia ingin mengurangi ketergantungan dari minyak yang hingga kini membebani APBN," kata dia di Gedung MPR, Jakarta, Kamis (19/6/2014)
Menurut Darmawan, saat ini produksi gas lebih besar dibandingkan minyak. Namun demikian, Indonesia masih ketergantungan terhadap minyak, sedangkan gasnya dijual keluar negeri dengan harga murah, dan mengimpor minyak dengan harga tinggi.
"Padahal produksi migas kita di dominasi oleh gas. Untuk apa kita terus mengimpor minyak? Yang harus dibenahi adalah infrastruktur gas," katanya.
Sementara untuk mempercepat pembangunan infrastruktur gas, dia menuturkan, investor akan diberikan insentif agar kebijakan gas untuk pembangunan di dalam negeri bisa ditingkatkan.
"Kita akan beri insentif, kita desain tata kelola migas yang baik," ujar dia.
Tim Sukses Jokowi JK, Darmawan Prasodjo mengatakan, pasangan capres dan cawapres Jokowi-JK berjanji akan memaksimalkan pembangunan infrastruktur gas di Indonesia. Pasalnya, infratruktur penting dimaksimalkan agar ekspor gas ke depan dapat terus diminimalisir untuk memenuhi kebutuhan domestik.
"Infrastruktur gas merupakan harga mati. Jika Indonesia ingin mengurangi ketergantungan dari minyak yang hingga kini membebani APBN," kata dia di Gedung MPR, Jakarta, Kamis (19/6/2014)
Menurut Darmawan, saat ini produksi gas lebih besar dibandingkan minyak. Namun demikian, Indonesia masih ketergantungan terhadap minyak, sedangkan gasnya dijual keluar negeri dengan harga murah, dan mengimpor minyak dengan harga tinggi.
"Padahal produksi migas kita di dominasi oleh gas. Untuk apa kita terus mengimpor minyak? Yang harus dibenahi adalah infrastruktur gas," katanya.
Sementara untuk mempercepat pembangunan infrastruktur gas, dia menuturkan, investor akan diberikan insentif agar kebijakan gas untuk pembangunan di dalam negeri bisa ditingkatkan.
"Kita akan beri insentif, kita desain tata kelola migas yang baik," ujar dia.
(rna)